Lihat ke Halaman Asli

Firman Pratama

pebisnis muda

Manusia Disebut "Penuh Kerugian" Jika Belum Memahami Hal yang Satu Ini

Diperbarui: 6 Mei 2017   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sambil menulis inspirasi di blog ini, ditengah derasnya hujan surabaya dan sekitarnya. Saya diam, lalu mentelepati istri untuk dibuatkan segelas jeruk nipis hangat. Eh, tidak lama sekitar 10 menit, istri masuk ke ruang kerja saya sambil membawa segelas jeruk nipis hangat sambil dia berbisik, “tadi telepati aku ya, minta dibuatin minum anget, tuyulmu tuh yang minta-minta”. Saya dan istri memang biasa seperti itu, kami berdua jarang sekali saling menyuruh secara verbal, tiba-tiba saya melakukan sesuatu yang dia minta tanpa dia suruh, begitu juga dia melakukan sesuatu yang saya minta tanpa disuruh. Seru memang, ketika suami istri sudah paham bagaimana menggunakan kekuatan pikiran dengan AMC. Anda bisa membuktikannya.

Ngomongin keseruan menerapkan AMC itu tidak ada habisnya, apalagi kalau saya melihat di group whatsapp alumni AMC, pasti ada saja hal-hal yang bagi orang kebanyakan dianggap aneh tapi bagi teman-teman AMC hal itu adalah hal yang biasa. Pikiran adalah milik semua orang, saya dan anda pasti memiliki pikiran. Apalagi anda masih bernafas maka tentu memiliki pikiran dan sudah sering menggunakannya. Tetapi, banyak orang, mungkin juga anda belum paham menggunakan pikiran dengan benar. Dan ketidakpahaman dalam menggunakan pikiran ini adalah sebuah kerugian besar bagi manusia. Kenapa saya katakan merugi? Karena, pikiran itu sudah Tuhan berikan kepada anda, kepada kita semua. Pikiran sudah dipasangkan oleh Tuhan kedalam tubuh kita, tetapi tidak anda gunakan, tidak anda maksimalkan. Bukankah itu namanya kerugian?

Sama seperti anda punya handphone canggih, tapi anda hanya pakai untuk sms dan telepon saja. Mending anda membeli handphone yang biasa saja, iya kan? Kerugian manusia terbesar bukan karena tidak punya uang, kerugian manusia terbesar bukan karena mengalami kebangkrutan, kerugian manusia terbesar adalah ketika tidak mengenali pikiran dengan benar, sehingga tidak bisa menggunakannya dan tentu tidak bisa memaksimalkan dengan baik. Punya handphone canggih tetapi tidak tahu menggunakan aplikasinya sehingga menyuruh orang lain menggunakannya, nah ketika menyuruh orang lain itu maka terjadilah ketergantungan antara diri anda dengan orang lain itu.

Begitu juga ketika anda tidak memahami pikiran dengan benar, maka anda pasti datang ke tempat terapi, entah itu terapi energi, terapi agama, terapi air, hipnoterapi dan jenis terapi lainnya. Kemudian terjadilah ketergantungan antara diri anda dengan tempat terapi itu, padahal sesungguhnya diri anda bisa mengatasinya sendiri. Ada lagi, misalnya karena tidak memahami kerja pikiran dengan benar, maka datang ke orang yang mengaku pintar untuk didoakan, untuk membantu mempengaruhi orang lain, untuk membantu naik jabatan dan kepentingan lainnya. Padahal dengan Pikiran, itu semua bisa dilakukan sendiri dan anda pun menjadi pribadi yang seutuhnya sebagai manusia.

Tujuan saya membuat kelas AMC, adalah untuk menyadarkan anda, mengembalikan manusia kepada fungsi aslinya, yaitu menggunakan Pikirannya dengan benar, menggunakan dirinya dengan maksimal. Dan begitu manusia itu sudah menyadari betapa pentingnya Pikiran yang sudah Tuhan pasangkan, maka manusia itu hanya tunduk dan bersyukur kepada Tuhan, karena dengan menerapkan AMC dikehidupan sehari-hari maka kita semakin menemukan bukti bahwa Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang. Sama seperti ungkapan seorang bapak dari bali yang 3 hari kemarin selesai mengikuti program Platinum AMC, “begitu baik ya Tuhan itu ke kita mas, sudah diberikan kekuatan besar, sudah diberikan hak yang sempurna, salah saya selama ini dan rugi baru memahami ilmu ini sekarang”

Kalau anda tidak mau disebut manusia yang merugi, maka menjadi kebutuhan bagi diri anda untuk mengenali, mengontrol dan memaksimalkan Pikiran dengan utuh dan benar. Saatnya menjadi manusia yang seutuhnya, manusia yang bisa mengendalikan diri dengan benar, sehingga bisa menciptakan kehidupan yang penuh kemudahan, keberuntungan keberlimpahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline