Lihat ke Halaman Asli

Firman Pratama

pebisnis muda

“Sahabat Sejati” itu Sudah Ada dalam Diri Kita

Diperbarui: 24 Agustus 2015   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabat, adalah sosok figur yang dicari oleh banyak orang untuk memberikan bantuan ketika menghadapi kesulitan. Sosok sahabat sejati seringkali dikatakan susah dan jarang ditemui, sahabat yang diinginkan oleh setiap orang adalah sahabat yang selalu ada dan selalu setia menemani.
Seringkali kita kehilangan figur-figur sahabat karena pindah kerja, karena sudah menikah atau karena sudah meninggal. Bagi anda yang sudah memiliki suami atau istri juga saya rasa masih memerlukan sosok sahabat untuk mendengarkan curhatan anda, untuk sekedar menemani anda ngobrol, menemani anda mengopi santai dan membantu aktivitas anda. Ya memang itulah sosok sahabat yang ingin kita miliki, sahabat yang selalu anda menemani dan selalu ada untuk dijadikan curhat, ya kan?

Sahabat sejati, sulit dicari, hehe..mungkin ini yang muncul dibenak anda ketika mendengar kata sahabat. Karena selama ini sosok sahabat yang anda miliki ternyata juga pergi ketika menikah mereka memilih untuk bersama keluarganya dan anda kembali kehilangan sahabat itu. Sebenarnya itu adalah hal yang wajar ketika sahabat anda memilih untuk bersama keluarganya, namun anda malah menjadi marah dan sebel. Sahabat sejati memang sulit dicari bahkan boleh anda katakan tidak ada. Karena persepsi inilah banyak orang mencari sahabat sejati yang katanya “makhluk lain” atau “makhluk gaib”, yang dikenal dengan istilah khadam, prewangan, sedulur papat dan lainnya. Lalu datanglah ke orang-orang yang “mengaku” pinter itu, kemudian disuruh melakukan berbagai ritual dan prosedur yang panjaaaaaang, lamaaaaa dan susaaaah…hehe.. Seperti puasa, duduk di sungai, wirid dan teman-temannya. Lalu orang yang “mengaku” pinter itu mengatakan akan memasangkan atau memberikan sahabat itu kepada diri orang yang sudah masuk kategori “lulus” ritual.

Dulu, saya juga sempat terjebak dengan prosedur itu, saya sering katakan waktu di zona jahiliyah. Mencari khadam, prewangan dan lain-lainnya dengan persyaratan yang sengaja dibuat susah dan rumit. Lalu setelah lulus dikatakan kalau sudah dipasangkan, kalau sudah diinstalkan. Karena saya menggunakan “logika ilmiah” saya mulai berpikir bahwa sebenarnya itu semua bukan dipasangkan, bukan diinstalkan, juga bukan dari makhluk lain. Tetapi ada dalam diri kita sendiri, semua itu sumbernya dari pikiran kita sendiri. Pencerahan ini saya dapatkan dari guru saya, Abdullah Gymnastiar (Aa’ Gym), beliau menyadarkan ke saya “semua kekuatan sudah Tuhan berikan ada dalam dirimu, sahabat mu ada dalam dirimu”.

Dari pemahaman itulah saya akhirnya “sadar” bahwa semua yang orang-orang “pinter” itu katakan sebenarnya adalah pikiran dia sendiri. Saya coba eksperimen ke dalam diri saya, dan hasilnya luar biasa, saya juga mulai diskusikan ke teman2 yang dulu masih terjebak di zona jahiliyah, alhamdulillah mereka menyadari. Nah, sampai saya membuat metode AMC yang tujuannya mengenali, mengontrol dan memaksimalkan pikiran, yang dalam metode itu saya perkenalkan istilah “sahabat virtual” untuk menyadarkan banyak orang bahwa semua kekuatan sudah Tuhan berikan dalam diri kita semua. Tuhan sudah begitu baik dan begitu luar biasa menciptakan diri ini dengan segala “tool” yang ada untuk membantu kita menciptakan hidup yang diinginkan.

Sahabat sejati sudah ada dalam diri setiap manusia, sudah ada dalam diri kita, namun banyak orang belum menyadarinya, belum mengenalinya. Seperti waktu kelas AMC reguler surabaya sabtu kemarin, ada seorang bapak yang usianya sudah senior dan memimpin sebuah paguyuban di kotanya, begitu selesai memahami materi sahabat virtual dia mengatakan dan menjabat erat tangan saya , “mas firman, ini sahabat sedulur sejati yang selama ini ingin saya pelajari, saya mendapatkan pemahaman yang mudah dan simpel disini, baru kali ini saya menemukan metode yang benar-benar mudah mas”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline