Lihat ke Halaman Asli

Firman Pratama

pebisnis muda

Bersurban Belum Tentu Baik, Bertato Belum Tentu Jahat

Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika berkumpul dengan keluarga besar di liburan Idul Fitri, pasti banyak cerita yang dibagikan saat ngobrol bersama. Apalagi dengan anggota keluarga yang sudah lama tidak bertemu, suasana akrab antar keluarga yang lama tidak bertemu berkumpul lagi di kampung halaman adalah suasana yang dicari orang setahun sekali sehingga menjadi ritual yang disebut dengan “mudik”. Jalan-jalan menjadi macet, volume kendaraan meningkat sepanjang liburan idul fitri, karena banyak orang kembali ke kampung halaman untuk menemui saudara, menemui orang tua, berbagi cerita dan berbagi pengalaman. Ada pengalaman yang seru juga ketika saya berkumpul dengan keluarga besar di kota kelahiran saya di Blitar.

Ada pengalaman dari seorang tante saya, dia menceritakan bahwa pernah bertemu dengan seorang laki-laki yang berbaju putih bersurban di sekitar komplek perumahannya, lalu laki-laki ini mendekati tante saya sambil bertanya 

Laki2 bersurban : “rumahnya bapak X dimana ya?”

Tante : “alamatnya dimana pak?”

Laki2 bersurban :”ini bu alamatnya” sambil menyerahkan secarik kertas, kemudian bicara, “saya mau berterima kasih kepada orang ini, karena sudah memberikan ilmu agama ke saya, sudah memberikan saya sebuah karomah penyembuhan.

Tante : Wah, ini masih jauh pak

Laki2bersurban : ibu sedang sakit ya, boleh saya periksa tangannya

Tante : (karena melihat penampilan yang bersurban maka tante saya menyodorkan tangannya)

Laki2bersurban ini kemudian bicara macam2 yang intinya mau mendoakan tante saya ini, tetapi tante harus mau membersihkan semua harta yang sedang dipakainya, membersihkan artinya melepaskan semua. Tante saya sempat cerita, kalau perhiasan dilepaskan maka itu atinya memberikan kalung. Nah disini tante saya mulai “sadar” dan langsung pergi berlari.

Banyak orang yang pernah mengalami hal seperti ini, begitu melihat sosok putih bersurban maka pikiran banyak orang langsung menghubungkan dengan seorang ulama yang bisa mendoakan, padahal niatnya adalah ingin menipu dan menguasai harta bendanya. Ya, banyak cara kreatif saat ini untuk “menipu” orang. Jadi waspadalah,waspadalah. Kita harus cerdas dalam menilai seseorang, jangan hanya karena berbaju putih lantas kita percaya saja, lantas kita menuruti saja. Karena bersurban dan memegang tasbih lantas kita “terhipnotis” dan menuruti semua yang dikatakan orang itu. Yang ada nanti kita menjadi korban dan terperdaya oleh tipuan surban putihnya.

Bersurban putih belum tentu baik, bertato juga belum tentu jahat. Saya teringat ada perserta AMC, laki-laki yang bertato, persepsi awal saya dia ini garang, tapi saya menahan dulu persepsi itu sebab saya tahu bahwa jahat atau baik seseorang tidak hanya dilihat dari luar, tidak dilihat dari apa yang digunakan melainkan dilihat dari isi pikirannya. Dan benar sekali, peserta AMC yang bertato ini ternyata bicaranya halus dan suaranya kecil hehe. Hmm..seperti tokoh komar di sinetron preman pensiun itu, dari luar garang tetapi ternyata mellow.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline