Lihat ke Halaman Asli

Firman Pratama

pebisnis muda

Berani Mengakui Kesalahan Diri itu Sebuah Kebaikan

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah kesalahan mungkin dianggap sebuah aib atau sesuatu yang negatif, sebuah kesalahan seringkali mudah terlihat kalau ada diluar diri. Kita seringkali dengan mudah melihat kesalahan yang ada dalam diri orang lain, tetapi sering lupa, bahkan malu untuk melihat kesalahan yang ada dalam diri sendiri. Seperti dalam pepatah, “semut diseberang lautan tampak, gajah dipelupuk mata tidak tampak”, melihat kesalahan orang memang mudah, sebab kita bisa melihatnya, misalnya dari segi pakaian, kita bisa dengan mudah menilai ketidakcocokan pakaian yang digunakan oleh seseroang, ya kan? atau dari sikap seseorang yang sedang ada didepan kita, pasti kita sudah “ngedumel” dalam hati. Ada lho orang yang hobinya sibuk mengomentari orang, apakah anda termasuk?Saya tiga hari ini bersama seorang bapak yang mengambil kelas AMC Platinum, “mengobrol” asik dengan beliau. Bapak ini mengatakan motivasi dia mengambil kelas Platinum karena merasa ada yang salah dalam PIKIRANnya, yang membuat hidupnya jauh tertinggal dibandingkan dengan teman-temannya seangkatan, atau usia yang sama, khusunya dalam segi keuangan dan kebebasan hidup, bapak ini memang sudah berusia senior. Dalam obrolan hari pertama, saya berusaha mencari data-data yang ada dalam PIKIRAN bapak ini, setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan saya tentang kaya dan sukses, barulah bapak ini tersadar tentang kesalahan yang ada dalam PIKIRANnya tentang kekayaan. Kesadaran untuk mengakui kesalahan, inilah poin penting dalam sebuah perubahan diri. “percuma ya pak firman melakukan affirmasi kalau program-program dalam diri yang lama masih berjalan, maka tetap saja hidupnya” ungkap bapak ini ke saya.

Bapak ini punya pengalaman bahwa dulu ketika mengikuti sebuah bisnis MLM selalu disuruh untuk melakukan affirmasi, “saya kaya, saya sukses”, mungkin dari anda masih ada yang melakukan ini kan?. Affirmasi itu bagus, kalau program-program dalam diri sudah berubah, tetapi kalau program-program lama dari diri masih belum berubah dan tidak mengetahui kesalahannya maka affirmasi hanya buang waktu saja. Karena kunci perubahan diri bukan dengan affirmasi, tetapi dengan melakukan “perubahan”, apa yang dirubah? ya, program dalam PIKIRAN kita. Untuk mengubah maka harus tahu, mana yang kita anggap salah. Dalam hal ini artinya mengakui kesalahan diri. Mengakui bahwa semua kejadian dalam hidup atas PIKIRAN kita sendiri, sehingga kalau hidup anda sekarang dianggap kurang bagus, maka itu artinya ada program dalam PIKIRAN anda yang membuatnya. Ketika sudah tahu program mana yang membuatnya, maka kita cukup dengan mengubahnya saja. Mudah kan?

Saya jadi teringat ketika kelas reguler AMC tanggal 28 maret kemarin di Jakarta, sore harinya ketika mau selesai ada seorang peserta perempuan yang berbicara “saya sadar sekarang kenapa saya belum hamil-hamil pak, ternyata benar seperti yang pak firman katakan, saya belum mau”. Lalu ada juga seorang perempuan yang belum menemukan jodohnya yang juga bicara “saya juga tahu kenapa saya sekarang belum menikah juga”. Mengakui kesalahan diri itu adalah sebuah kesadaran tertinggi manusia, sebab dengan mengakui kesalahan yang ada dalam diri maka tidak lagi menyalahkan keadaan, atau menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan takdir Tuhan.

Tetapi ada juga orang yang tidak mau mengakui kalau kesalahan ada dalam dirinya, ada lho..:), seperti tadi siang ada seseoang yang menelepon saya dia bertanya, “pak firman apa bisa dengan AMC mengatasi sakit yang diakibatkan orang lain, dan diguna-guna”. Saya hanya jawab, “yang membuat sakit sebenarnya adalah orang itu sendiri, orang itu sendiri yang mau untuk sakit”, tapi orang ini malah menjawab, “saya sudah pergi ke beberapa orang pinter, semua bilang kalau sakitnya ibu saya ini karena dibuat orang lain”. Lalu saya jawab lagi “ya biasa mas, kalau anda perginya ke mereka pasti seperti itu jawabannya, tapi kalau mas mau mengajak bicara dengan ibu mas, maka pasti ditemukan penyebab PIKIRAN yang membuat ibu mas sakit, mungkin memikirkan mas, atau memikirkan keluarga lainnya”. Orang yang menelepon saya ini diam sebentar lalu menjawab “apa mungkin ibu saya memikirkan kakak perempuan saya yang pergi ketika cintanya gak direstui ya pak”. Saya hanya jawab “nah itu, tahu”

AMC memang saya buat untuk memberikan penyadaran diri sepenuhnya kepada setiap orang, penyadaran diri untuk lebih sibuk melihat kedalam diri, lebih sibuk untuk masuk kedalam diri mengetahui program-program yang berjalan dalam diri. Dan mau berani untuk mengakui kesalahan, dengan mengakui sebuah kesalahan dalam diri maka disitulah kita bisa mengubahnya. Bukankah itu makna TAUBAT, Mengakui kesalahan lalu mau mengubahnya dan berjani untuk menjalankan perubahan itu. Jadi, cobalah mengenali program-program dalam PIKIRAN anda karena HIDUP seseorang sebenarnya sudah SESUAI dengan PIKIRANnya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline