Lihat ke Halaman Asli

Firman Pratama

pebisnis muda

Banyak Jalan untuk Meraih Impian

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ada sebuah kalimat yang sering kita baca, kita dengar saat mengalami sebuah kebuntuan dalam menjalani semua proses menuju impian, apa itu? "Banyak Jalan Menuju ROMA", yang diartikan bahwa masih banyak jalan untuk mencapai yang kita inginkan, sehingga kita diharapkan kembali bersemangat menjalani hidup walaupun sudah menemui kebuntuan, seperti itu kan? Yang menjadi pertanyaan saya, benarkah jalan yang anda ambil sekarang ini sudah buntu?lalu anda mulai melirik jalan yang lain?ataukah anda hanya merasa lelah saja untuk meneruskan perjalanan melalui jalan ini, lalu melirik jalan disebelah anda?pertanyaan ini yang harus anda tanyakan lebih dulu ke dalam diri anda?sebelum memastikan bahwa jalan yang anda ambil ini buntu?Banyak orang, yang berhenti dulu sebelum sampai di titik finish dan terburu-buru mengatakan "buntu", jika sudah mengatakan buntu maka otomatis pikiran anda pasti mewujudkan kebuntuan itu. Jadi hati-hati mengatakan jalannya buntu ya he.he.

Jika anda misalnya ada di surabaya ingin menuju ke Jakarta, tentu ada banyak jalan untuk melewatinya bisa lewat pantura (pantai utara) atau lewat selatan, semua juga pasti sampai ke jakarta, lewat laut juga bisa, semua bisa dilewati. Benar kan?Jika memang itu jalannya untuk ke tujuan, maka pasti sampai. Sama dengan impian anda, banyak jalan untuk meraih impian itu jika anda sudah mengetahui bahwa jalan itu sudah ada yang pernah melewati dan tercapai impiannya, maka pasti jalan itu sudah benar. Misal, jalan untuk memiliki rumah, dengan mencicil harga rumahnya, atau dengan membeli tunai, atau dengan membeli rumah untuk dibuat kost-kostan, dan banyak cara lain, atau jalan lain memiliki rumah. Dan itu semua berhasil, karena sudah ada banyak orang yang membuktikannya. Benar begitu kan?

Kembali ke jalan dari surabaya menuju jakarta, sekarang misalkan anda memilih jalur melalui pantura, anda pasti sampai ke jakarta kan, asal mau jalan terus. Yang menjadi persoalan, anda melewati jalur pantura itu menggunakan apa?kalau anda melewati jalur pantura dengan jalan kaki, apa yang anda rasakan?lelah, dan letih, butuh waktu lama. Begitu juga jika anda menggunakan motor?pasti juga ada saat anda ingin berhenti, dan mengatakan, "masih jauh kah jalan ini?". Sama halnya dalam kehidupan, ketika anda memiliki impian, lalu anda merasa menemukan jalan, maka itulah jalannya, itu sudah pasti sampai. Hanya terkadang, anda sendiri yang merasa lelah, sebab anda melalui jalan itu dengan jalan kaki, dengan naik motor, disaat itulah dibutuhkan sebuah dorongan dari orang luar untuk meneriaki anda "ayo kamu bisa, ayo semangat lagi, sebentar lagi sampai, ayo kamu bisa", itulah peran motivator kan? Suatu ketika, ketika anda kembali berjalan, dan merasa lelah lagi pasti anda akan berhenti, berdiam bahkan mau mengatakan "kayaknya udah deh, jalannya gak kuat" dan anda pun kalah dalam jalan itu, berusaha mencari jalan lain, ya kan?

Coba saja jika anda melewati jalan itu dengan pesawat?apakah terasa lama?apakah terasa letih?tentu tidak kan?perjalanan dari surabaya menuju jakarta dengan menggunakan motor bisa memakan waktu 2 hari, tapi dengan menggunakan pesawat hanya butuh kurang dari 2 jam, benar kan?Apakah ketika naik pesawat anda butuh sebuah semangat atau dorongan?tidak perlu kan, karena rasanya enak, tidak mungkin kita letih atau semangat turun. Benar? Pertanyaan saya, dalam perjalanan anda meraih impian saat ini, apa kendaraan anda?jalan kaki, sepeda motor, mobil ataukah sudah pesawat?

Jika anda memilih naik pesawat, maka tentu membutuhkan sedikit pengorbanan, tetapi untuk hasil yang jauh lebih besar tentu pengorbanan sedikit tidak begitu berarti kan, daripada anda harus berlama-lama, harus capek, butuh motivasi setiap anda lelah. Kalau saya memang lebih memilih melewati jalan menuju impian itu dengan naik pesawat he.he

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline