Lihat ke Halaman Asli

Firman Pratama

pebisnis muda

Sibuk Mencari Kebahagiaan? Berhentilah Sekarang Juga!

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menulis tentang kebahagiaan merupakan sesuatu yang saya sukai, karena membuat saya berpikir tentang rasa bahagia mungkin ya, jadi terasa semangat untuk menyebarkannya kepada anda yang membaca artikel ini. Bahagia adalah sebuah “rasa”, sama dengan rasa sedih, rasa sakit dan rasa manis asam dan asin hehe..lho kok jadi ngomongin rasa yang di lidah ya. Sedih, gembira, bahagia adalah sebuah “rasa”, yang kita rasakan sendiri. Kenapa saya katakan rasa bahagia kita yang merasakan? ya karena itu adalah rasa, dan rasa tidak ada yang tahu kecuali hanya bagi yang merasakannya saja. Anda bisa saja terlihat baru jatuh dari sepeda motor, tetapi wajah anda menunjukkan rasa bahagia, karena anda merasakan bahagia saat terjatuh dari sepeda motor. Kok bisa bahagia saat jatuh dari sepeda motor? Ya bisa saja, kalau jatuhnya pas didepan sebuah warung dan ada penjaganya yang cantik jelita lalu menolong membangunkan dari jatuh. Hayooo…bahagia kan?

Jadi walaupun secara penglihatan, sesuatu peristiwa itu adalah negatif..tapi kalau urusan rasa, maka itu urusan masing-masing individu, sebab rasa terjadi kalau dirasakan. Dan setiap orang bisa membuat macam-macam rasa, kalau dibuat rasa sedih ya sedih, dibuat rasa senang ya senang, dibuat bahagia ya bahagia. Karena semua adalah rasa, rasa yang ada hasil dari hati kita, dan hasil dari pengolahan yang ada dalam diri. Kalau rasa adalah hasil dari pengolahan dalam diri, lalu jika anda selama ini sibuk mencari rasa kebahagiaan di luar diri? apa yang dicari?

Banyak dari anda mungkin juga sibuk mencari kebahagiaan?mencari diluar?atau mencari dimana? Kalau anda mencari kebahagiaan itu diluar diri maka yang pasti terjadi adalah rasa lelah dan capek?sebab anda mencari yang tidak ada. Meskipun anda pergi ke gunung, pergi ke pantai, melakukan berbagai meditasi, berbagai pertapaan dan kegiatan lainnya maka saya jamin yang didaptkan adalah rasa frustasi dan capek. Kenapa itu terjadi? ya karena anda mencari yang tidak ada…kebahagiaan adalah rasa yang dibuat dan dimunculkan dari dalam.

Kalau anda sudah mulai melakukan pengolahan rasa di dalam diri maka yang namanya rasa bahagia bisa dirasakan dimana saja dan kapan saja sesuai yang anda mau. Karena itu hanya sebuah rasa. Kalau anda perlu memberikan rasa itu yang tinggal membuatnya dan memberikan kepada kehidupan, kalau memang rasa bahagia itu penting bagi anda, lalu kenapa anda mengijinkan rasa yang lain muncul?seperti rasa sedih dan rasa malas serta rasa negatif lainnya? Coba anda sadari, bahwa sebenarnya anda memiliki hak untuk menentukan pilihan, rasa apa yang ingin menguasai hidup anda?kalau anda mau memilih hidup bahagia?maka yang buat saja bahagia itu mendominasi hidup kita. Jadi berhenti yuk untuk mencari kebahagiaan, tapi mulai untuk membuat rasa bahagia itu muncul dari dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline