Saat break sore jam4an waktu kelas AMC (Alpha Mind Control) reguler di surabaya tanggal 25oktober kemarin, saya dihampiri seorang bapak yang langsung mengejar saya ketika saya selesai shalat. Bapak ini meminta waktu ke saya, saya pun meladeni bapak ini yang jauh-jauh dari makassar ke surabaya. Bapak mengatakan sesuatu “saya merasa sadar pak, bahwa saya sudah salah menerima dan mengamini sebuah kata-kata dari guru spiritual saya bahwa hidup saya ini ya sudah memang ditakdirkan seperti ini gak perlu neko-neko,dilakoni saja,disyukuri. Setelah seharian tadi ikut AMC saya menyadari bahwa apa yang mas firman katakan jauh lebih benar, bahwa hidup saya seperti sekarang karena saya memang maunya seperti ini”. Pemikiran guru spiritual dari bapak ini mungkin juga sama yang melekat di pikiran anda dan kebanyakan orang, termasuk anda? Saya sering ditemui banyak orang yang juga menganggap bahwa sudah inilah takdir Tuhan kepada dirinya, kalau sekarang hidupnya susah maka ya memang itulah takdir Tuhan kepadanya, kalau sekarang beprofesi sebagai cleaning service maka ya sudah itulah takdir Tuhan. Karena menganggap semua sudah ditakdirkan Tuhan, maka akibatnya memunculkan ketakutan untuk melawannya, namanya juga TUHAN yang menakdirkan, ya sudahlah. Benar kan? Tetapi apakah iya, Tuhan itu menginginkan makhluknya, menginginkan manusia itu hidupnya menderita, hidupnya susah?kayaknya ngga deh, Bukankah Tuhan itu MAHA BAIK, MAHA PENYAYANG, MAHA PENGASIH? Anggapan yang saya bilang kurang tepat tentang TAKDIR TUHAN membuat banyak orang menjadi takut untuk melakukan perubahan, sebab sudah diberikan sugesti oleh guru2spiritual yang mengatakan “ini sudah takdirmu, jadi terimalah dengan ikhlas”. Jujur saya menjadi kasihan ketika persepsi seperti itu yang banyak disimpan di pikiran masyarakat kita, padahal sejatinya TUHAN telah memberikan kebebasan bagi setiap manusia untuk menjadi apapun yang diinginkan. Saya sering kali mengambil ayat di AlQuran yang mengatakan bahwa “AKU tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mengubahnya sendiri”. Dari pemahaman ayat ini sangat jelas, bahwa TUHAN tidak membuat hidup anda seperti apa, melainkan hidup kita sepenuhnya ada di tangan kita. Dalam kelas AMC sering saya melihat eksperesi kesadaran, ketika memahami bahwa ternyata hidup mereka terjadi atas keinginan mereka sendiri. Bahkan ada yang tertawa menyadari kesalahan dari “program” yang mereka percaya selama puluhan tahun hidupnya, yang membuat hidup mereka susah. Anda harus mulai mau untuk “SADAR” bahwa hidup anda itu bukan takdir TUHAN, melainkan atas keinginan anda sendiri yang TUHAN berikan. Seperti kemarin selasa saya ada seorang bapak dari Lampung yang memilih untuk belajar AMC secara privat, padahal sabtunya saya ada kelar reguler. Alasan bapak ini agar lebih bebas dan nyaman dalam belajar, ya memang kalau privat kan sendirian jadi lebih nyaman. Bapak ini mengeluh tentang hidupnya yang awalnya membangun bisnis, tetapi kemudian jatuh dengan cepat dan keluhan lainnya. Lalu ketika saya mulai menyampaikan materi dan bertanya tentang diri bapak ini, lalu bapak ini menjadi tersenyum lalu berkata, “tenyata omongan guru saya dulu salah ya, kenapa juga saya mau mengiyakan akhirnya hidup saya sekarang jadi seperti ini, saya ubah aja pikiran saya mas,wong hidup ini kan hidup saya hehe” Saya pun menjawabnya “bapak sudah mulai sadar nih hehe”. Saat kita meyakini bahwa semua hidup ini sudah ditakdirkan Tuhan,bahkan saat kesusahan juga takdir TUHAN, bukankah itu artinya anda menganggap TUHAN itu pemberi kesusahan? Padahal TUHAN itu pemberi kebahagiaan dan keberlimpahan. Yuk, kita mulai untuk mau menyadari sepenuhnya bahwa hidup kita ini adalah hasil keinginan kita, dan TUHAN itu MAHA BAIK selalu mengabulkan keinginan kita. Keinginan berasal dari PIKIRAN anda. Jadi HIDUP anda sejalan dengan PIKIRAN anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H