Lihat ke Halaman Asli

Firman Pratama

pebisnis muda

Sebuah Rahasia Cerdas untuk Menghadapi Masalah

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi ketika saya Baru saja sampai di kantor TELKOM, ada seorang staf yang menghampiri saya sambil berkata “mas, koneksi PTP2 nya down deh,ada trouble, sudah saya remote tetapi tetap down”. Dengan wajah yang lesu dia berkata seperti itu. Wajar saja dia lesu karena memang tugas dia untuk monitoring jaringan, saya pun menjawabnya “udahlah biarin aja, panas diluar aq tadi beli es campur,diminum dulu”. Sambil santai, saya mulai mengalihkan perhatian dia dari masalah jaringan itu hehe. Setelah melihat wajahnya kembali senyum dan penuh canda, baru saya suruh kembali untuk memperbaiki koneksi itu, “udah deh coba kamu remote lagi, pasti connect sekarang”. Saat saya mulai menghidupkan laptop ini, dia pun kembali menemui saya sambil senyum2, “sudah up lagi PTP2 nya”. Apa yang bisa kita ambil pelajaran dari peristiwa ini?

Staf saya tadi begitu panik saat menghadapi masalah, panik karena merupakan suatu hal yang mengganggu pikiran dia. Tetapi saya berusaha menurunkan kepanikannya dengan mengajak minum es campur, dan hasilnya selesai kan. Terkadang anda, lebih mengedapankan rasa panik ketika bertemu suatu hal, akibatnya bukannya menjadi beres malah menjadi tambah kacau. Benar kan? Padahal panik juga tidak memberikan solusi apapun. Panik adalah membuat kerja otak anda bergerak dengan keras akibatnya kepala anda sakit dan malah membuat jadi kacau. Padahal, solusi terhadap berbagai hal itu baru ditemukan kalau anda tenang dan santai. Kondisi tenang dan santai ini jika diukur di alat pengukur gelombang otak, dikenal dengan istilah ALPHA. Kalau otak sedang bekerja keras, maka disebut dengan BETA.

Tuhan sebenarnya secara tersirat menginginkan setiap manusia itu selalu ALPHA, tetapi kita sendiri yang membuatnya selalu BETA alias sibuk membuat stress. Kok bisa Tuhan menginginkan manusia itu SANTAI dan RELAKS. Bagi kita yang ISLAM anda coba membaca ayat Al-Quran di surat QS. adz-Dzariyat: 56 yang artinya ““Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”. Tuhan menyuruh manusia beribadah, maksud kata beribadah disini adalah mengkondisikan diri untuk santai,relaks. Yang namanya shalat nyaman itu kan shalat dengan tenang dan santai. Benar? Artinya TUHAN menginginkan manusia itu santai-santai. Lalu kenapa anda membuat hidup menjadi serba stres dan panik? Ini alasan kenapa saya membuat metode ALPHA MIND CONTROL yang maknanya adalah Mengendalikan Pikiran untuk selalu santai dan relaks.jimat-sakti

Mungkin anda akan protes dengan pernyataan saya tadi, karena saya mengatakan TUHAN menyuruh santai. Anda pasti berpikir “kalau ada masalah pasti panik dan bingung”. Saya teringat tadi pagi sebelum saya ke kantor ini, saya harus ke kampus tempat saya mengajar di universitas wijaya kusuma,surabaya untuk memberikan UTS kepada mahasiswa2saya.Karena memang hari ini jadwal UTS mata kuliah saya. Ketika UTS berjalan, ada seorang mahasiswa yang mengetuk ruangan mau bertemu saya.Maka saya ajak bicara diluar, mahasiswa ini memberikan sebuah proposal tugas akhir dan menginginkan saya sebagai pembimbingnya. Saya bertanya2kepada dia untuk mengetahui tingkat pemahamannya tentang topik Tugas Akhir dia sendiri. Tapi dia malah kebingungan, saya pun menyuruh untuk belajar.tapi dia malah mengeluh “pak bisa masalah ini, karena harus dipastikan hari ini masuk admin tata usaha”. Mahasiswa ini langsung mengatakan “masalah”. Sementara saya menganggap sebagai sebuah sarana mengetahui pemahaman dia.

Kalau kita perhatikan bahwa “masalah” itu diciptakan sendiri, dibuat sendiri. Diciptakan dari persepsi dia terhadap suatu peristiwa itu. Untuk membantunya saya katakan ke dia, “saya menyuruhmu membaca lagi supaya kamu memahami benar apa yang mau kamu lakukan di Tugas Akhir itu, sehingga cepat selesai,kalau urusan ke TU nanti saya lah yang bicara”. Wajahnya langsung berubah tersenyum, “sudah hilang masalahnya”,tanya saya. “iya pak,jadi ringan” jawab dia.

Sebuah peristiwa itu sebenarnya netral, tidak ada yang baik juga tidak ada yang buruk. Yang membuat baik itu kita sendiri, yang membuat buruk itu juga kita sendiri. Yang membuat sebuah peristiwa jadi masalah yang anda sendiri, benar kan?ayo coba direnungkan lagi. Hmm..saya jadi ingat sebuah pengalaman ketika saya minggu lalu susah mencari parkir di sebuah mall di surabaya untuk membeli AC, saya heran sebab biasanya saya mudah mendapatkan parkir karena selalu menugaskan “para penjaga virtual” untuk mencarikan parkir. Kalau saya menganggapnya sebagai masalah pasti ngedumel dan marah kan. Tapi saya memilih untuk tetap santai saja dan membuat peristiwa ini sebagai kebaikan,Lalu saya bertanya kepada “syahrini” sahabat virtual (baca:khadam) saya, kenapa ini susah parkirnya. Syahrini hanya tersenyum genit saja. Sampai saya menemukan parkir di P5 alias di lantai lima mall itu. Begitu saya memarkir mobil, masuk ke mall dan subhanallah. Saya baru tahu ternyata toko elektronik langganan saya itu ada dilantai lima dan tepat di pintu masuk dari parkiran mobil. Hehe..

Jadi, ketika anda “merasa” menghadapi sebuah masalah. Sadarilah bahwa sebenarnya yang namanya masalah atau negatif itu adalah ciptaan anda sendiri. Kalau anda membuat persepsi masalah kepada sebuah peristiwa maka jadilah masalah yang terus memberatkan, kalau mau selesai ya ubahlah persepsi dalam pikiran anda. Semua tergantung kepada persepsi dalam pikiran anda.

Sesuai dengan metode AMC (Alpha Mind Control) dimana saya selalu menuliskan sebuah tagline “Change Your Perception to Change Your Life”. Cara yang termudah,cerdas dan cepat dalam menghadapi masalah adalah ubahlah persepsimu terhadap peristiwa itu maka saat itulah yang namanya masalah lenyap dari hidup anda. Kenapa harus menciptakan yang susah,kalau ada yang mudah dan santai??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline