Lihat ke Halaman Asli

Ahlan Mukhtari Soamole

Menulis untuk menjadi manusia

Berburu dan Malapetaka Bencana

Diperbarui: 4 Juni 2024   03:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh: Ahlan Mukhtari Soamole

Kerapkali karakteristik negara maju disandingkan dengan kesuksesan suatu negara dalam tindakan politik menciptakan pembangunan ditandai kekayaan, pendidikan, kesehatan, kemakmuran diperoleh. Negara maju dalam kesejahteraan melimpah dengan pengelolaan kebijakan suatu korporasi maupun pemerintah secara keterbukaan, melimpah sumber daya alam, menguatnya keyakinan pengelolaan sumber daya alam memenuhi sistem pengelolaan berkeadilan. 

Negara-negara maju khas dengan tingkat kesejahteraan masyarakat secara adil, makmur, meskipun keterdapatan sumber daya alam khususnya material bumi ekonomis. 

Negara maju menguasai pengelolaan, sedangkan negara penghasil sumber daya alam kerap disemanatkan fase negara berkembang. Kata 'berburu' amat luas diartikan berburu pada dasarnya adalah suatu kegiatan mengejar, menangkap suatu produk. Berburu pada kontemporer merupakan praktik-praktik politis, elit misal dengan kekuasaan ekstensif, praktek kekuasaan implikasi pada korporasi, pemerintahan secara mempunyai tantangan pada abad kontemporer merupakan tantangan rumitpenuh liku bukan hal mudah setiap negara-negara memberikan segala bentuk ketimpangan, krisis mengubah aspek kehidupan secara fundamental, dari tingkat satu ke tingkat dua dari keterbatasan kemiskinan, kemelaratan hingga kesejahetraan acapkali kebijakan negara bersifat ekstraktif mengupayakan kekuasaan untuk mengamankan kekayaan maupun otoritas dimiliki. 

Negara-negara dengan mengedepankan dinamika model tipikal kepemimpinan ekstraktif mendikte kebijakan negara untuk kepentingan dalam mekanisme pasar maupun kebijakan publik. Upaya-upaya dapat dilakukan mengentaskan kemiskinan memberikan ketergantungan pada tingkat kesejahteraan berarti, memperoleh suatu hasil berupa keberpihakan. Ancaman-ancaman krisis, kapitalisme, kerusakan bencana kehidupan. Kehidupan lama terjadi dan mengikis.

Suatu prinsip keberlanjutan kemanusiaan memperkokoh suatu budaya secara resiprokal  sebaliknya tindakan tanpa pertimbangan pada kebudayaan itu yakni keakraban sosial (kemanusiaan) keberlanjutan memungkinkan disparitas melebar luas. Ketersediaan alam memadai. Dan menyimpan kebermanfaatan kerap pengelolaan tak tepat pada sasarannya. 

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi meningkat seiring itu eksploitasi sumber daya alam masif. Krisis berdampak pada manusia tak lepas dari krisis pada sumber daya alam, lingkungan. Pertumbuhan ekonomi seiring pertumbuhan pada populasi manusia berjuta banyaknya merupakan suatu keberlanjutan lingkungan. 

Dan sumber daya alam. Upaya-upaya dapat dilakukan menyikapi bencana krisis, kemelaratan dilakukan dengan proses menyangkut kesadaran memberikan keamanan, keamanan pada kemmapuan bertahan hidup dengan perubahan-peruabahan terjadi. 

Kesejahteraan melingkupi ketercapaian atau peruabahan pemenuhan kesejahteraan jiwa raga secara berarti. Sehingga, memungkinkan bencana seringkali terjadi merupakan peristiwa tak lepas dari berburu menindas, menyimpang menimbulkan keterancaman dalam kehidupan. Berburu, mengelola merupakan dorongan menguasai kerap menimbulkan keterancaman sebagaimana berburu. Dan malapetaka bencana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline