Lihat ke Halaman Asli

Ahlan Mukhtari Soamole

Menulis untuk menjadi manusia

Ramadhan Penuh Ampunan

Diperbarui: 23 Maret 2024   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Oleh : Ahlan Mukhtari Soamole*

     Merayakan ramadhan adalah antusiasme lahir secara batin, raga suatu kegembiraan besar umat Islam, banyaknya jalan pada bulan ramadhan untuk memperoleh magfirah, amal dan ampunan Allah SWT. Pahala pada bulan Ramadhan berlipat-lipat, tat kala seorang mukmin menjalankan ibadah puasa, mengerjakan atau menunaikan Sholat, bersedekah dan beramal saleh membantu kedua orang tua niscaya memperoleh berkah pada bulan magfirah tersebut. Menjalankan ibadah pada bulan ramadhan dengan kesabaran, penuh ketaqwaan, sabar dari segala cobaan, tantangan, rintangan dihadapi membentuk keimanan kokoh, keimanan tercurahkan dalam sikap hidup dengan kesederhanaan bertolak dari keyakinan dan keberimanan kepada Allah SWT. Puasa selain melawan hawa nafsu, puasa pula upaya merevolusi diri menjadi lebih baik tahapan-tahapan melalui beragam Ibadah dikerjakan mendirikan Sholat, Membaca Al Quran hingga menunaikan zakat merupakan suatu perlombaan untuk menuju (kebaikan) kemenangan diharapkan oleh seorang insan mukmin beriman. Sebagaimana firman Allah SWT Q.S Al-Baqarah Ayat 183 Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. Perintah untuk berpuasa bila dijalankan mendapat pahal melimpah, proses perjalanan dalam menjaga diri dari terbit matahari sampai terbenamnya matahari, tingkatan materil hingga pemantapan Ruhani, tak hayal bila puasa adalah proses pemantapan diri menuju kualitas manusia merdeka atau memperoleh kemenangan sebaliknya bila puasa dilewati tanpa pemantapan diri berarti, puasa dijalankan belum mencapai suatu makna berarti sebagaimana pemantapan itu ialah merevolusi diri dari tatanan materil menuju insan Ruhaniah  istilah seringkali digunakan seorang Sabara Nuruddin seorang study Agama mengungkapkan puasa tak sekedar menahan dari lapar, haus, maupun seks cenderung materil, melainkan Puasa adalah proses menuhan mencapai suatu Ruhanian, ''menahan'' untuk ''menuhan''. Tat kala memasuki bulan Nuzul Qur'an Malam Lailatul Qadr berada pada ujung Ramadhan, malam, bilamana manusia menjalankan puasa mengisi waktu ibadah panjang seyogyanya tentu mendapatkan magfirah pada Lailatul Qadr, bulan penuh kebaikan, kasih sayang. Merugi bila malam Lailatul Qadr terlewatkan begitu saja tanpa ada suatu kesiapan, kesadaran untuk memperoleh ampunan dan beramal saleh.

    Membantu orang membutuhkan, menolong orang kesusahan tindakan demikian adalah proses mengisi hari-hari Ramadhan dengan beribadah sosial. Ibadah pada bulan ramadhan sejatinya dapat dilakukan untuk mengkostruksi hubungan secara horisontal maupun vertikal hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia atau ibadah spritual dan ibadah sosial, dilingkupi dengan aktivitas kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, menafkahi dll memiliki ciri ibadah secara totalitas, sehingga Ramadhan menuntun pada upaya ibadah untuk memakmurkan bumi, Ramadhan dan kemakmuran bagi manusia dan alam semesta, Ramadhan penuh ampunan.

*Ditulis oleh Ahlan Mukhtari Soamole (Penulis adalah alumnus Pascasarjana UMI Makassar) 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline