Oleh : Ahlan Mukhtari Somole*
Ada waktu luangkanlah untuk berbagi cerita apa saja, kita tak pernah selalu menjadi orang lain, sebab masing-masing kita memiliki kepribadian diri sendiri, jangan mengandalkan uang, kekuasaan di atas segalanya karena itu meninggalkan kita tat kala habis terkuras, terpakai.
Namun, bila kita pandangi atas kesederhanaan itu menambah kebaikan tak dapat tertukarkan dengan uang atau kekuasaan.
Salah satu hal membuat kita merdeka, bahagia, adalah menempatkan diri kepada semua orang berupaya menjadi sahabat, proses itu adalah menyadarkan pribadi bahagia mampu mendengarkan, bercerita, bercengkrama, tersenyum maupun tertawa.
Sejatinya hidup penuh keseriusan juga tak baik bagi kesehatan mental, hidup harus selaras antara keseriusan dan 'ketertawaan' berarti ketertawaan itu bukan menghinakan namun mencairkan hidup terlalu 'keras' dalam kompetisi, manusia satu memangsa manusia lain (homo homini lupus), eksploitatif, upaya peleburan dalam persahabatan kokoh merupakan fondasi mendasar menuntut manusia dalam persatuan dan persaudaraan.
Melakoni persahabatan adalah ragam kemanusiaan memandang keseluruhan kreatifitas manusia, tanpa represif sedari mungkin persahabatan itu bagian hak asasi kemanusiaan.
Belajar dari persahabatan merupakan 'gebrakan' progresif menuju pergaulan internasional, kita adalah bagian dari bangsa saling mengenal mempercayai (trust) sehingga apa pun dilakukan selalu berdasar arti kolektif, keberagaman sosial tertinggi sebagaimana kemanusiaan.
Sahabat, saudara adalah arti kata melekat pada pengakuan diri manusia menerima antara satu dengan lain, saudara adalah pengakuan autentik mengikat secara biologis dan intelektualis, pengakuan itu berasas pada kemerdekaan, kepercayaan, keyakinan membuat arti saudara menjadi kekuatan kokoh, sahabat adalah pengalaman mengungkapkan segala kreatifitas, kekurangan-kelebihan dimiliki untuk selalu menerima apa adanya.
Negara, politik dibangun atas kesadaran saudara, satu di antaranya persatuan, persaudaraan, suatu legalitas dasar mengikat individu-individu, masyarakat dalam mengarungi hidup kolektif membahagiakan.
Tat kala terhianati seperti halnya menghancurkan fondasi kokoh atas kepercayaan membuat pengakuan itu hilang atau peniadaan.
Sahabat sejati adalah seorang pembelajar menerima, mengisi cela sebagai tumpuan bias pembelajaran membawa makna hidup kemanusiaan sejatinya kerapkali secara terus-menerus dipolarisasi umat manusia.