Lihat ke Halaman Asli

Ahlan Mukhtari Soamole

Menulis untuk menjadi manusia

Merajut Ilmu untuk Kemanusiaan

Diperbarui: 28 Oktober 2019   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : internet

Oleh : Ahlan Mukhtari Muslim Soamole *

Kerapkali diketemukan ungkapan yang menyatakan Ilmu adalah untuk Ilmu bukan sebaliknya Ilmu untuk kepentingan.

Begitulah yang terjadi saat ini, ketika Ilmu pengetahuan dihadapkan pada masa pragmatisme, suatu kepentingan aliran dalam Ilmu Pengetahuan yang beranggapan bahwa Ilmu hanya bermanfaat manakala memberikan keuntungan praksis dalam kehidupan. Label ilmu pada tingkat kelas sosial masyarakat hanya dilekatkan pada mereka yang berkecukupan, berbeda halnya proses menemukan Ilmu yang rentan dalam dinamika periodesasi historis masa semenjak memperoleh Ilmu dari rumah, masjid (Majlis Ilmu) hingga madrasah sekolah. 

Ketika Ilmu mengalami fase tantangan kapitalisme liberal, Ilmu disuguhkan dengan independensinya, kemandirian, misalnya perumusan Ilmu sains oleh Newton maupun Albert Einstein yang menghasilkan suatu teori besar gravitasi. Dan penemuan rumus Energi E =M.C2  terbilang memiliki kedisiplinan kemurnian Ilmu pengetahuan.

Manakala masa perang dunia kedua sebagai perang besar kepentingan Komunisme dan kapitalisme sewajarnya pengaruh daripada aliran pragmatisme mewarnai tindakan keilmuwan secara berkepentingan. Teori energi itulah kemudian direduksi dalam kepentingan pembuatan senjata nuklir yang berbahan dasar dari mineral Uranium.

Begitu pun dalam pandangan Newton menguatnya pandangan mekanisme alam secara mekanik, sehingga menjadikan kepentingan eksploitasi alam memeroleh kekayaan sumber daya alam secara berlebihan.

Ilmu dan Derajat Kemanusiaan

Ilmu adalah pengetahuan Ilmiah yang diperoleh melalui aktivitas pengalaman terstruktur sistematis, validitas Ilmu berdasar pengetahuan autentik, suatu Ilmu pengetahuan dilandasi dengan metode Ilmu pengetahuan, dari rasa keingintahuan menjadi tahu, sebagaimana  berkembang dalam sejarah manusia, bagaimana Ilmu diupayakan menjawab tantangan kehidupan terutama gejala alam yang dihadapinya banjir, gempa bumi hujan dll, ke-rasa ingintahuan dalam menjelasan fenomena tersebut maka Ilmu pengetahuan berkembang, manusia menemukan alternatif-alternatif sebagai pengendalian terhadap masalah tersebut.

Ilmu pengetahuan dibagi dalam dua ranah orientasi Ilmu pengetahuan Alam. Dan Ilmu pengetahuan sosial, diantara perkembangan kedua Ilmu pengetahuan ini, ilmu pengetahuan alam selalu menemukan perkembangan baru ketimbang Ilmu sosial, sebab objek daripada keIlmuwan itu dapat diuji berdasarkan metode ekaperimentasi ketimbang Ilmu sosial yang dihadapkan pada masalah antropologi manusia yang memiliki karakteristik berbeda. 

Pada mulanya Ilmu alam adalah anak dari Filsafat alam (natural philosofy), sedangkan Ilmu ekonomi atau sosial berawal daripada Filsafat moral (moral Philosofy).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline