- Sejarah Dinasti Mamluk
Mesir ialah salah datu daerah yang bias selamat dari serangan bangsa mongol pada masa itu, orang-orang yang berhasil selamat pun mulai mendirikan dinasti yang mana para pendiri awal ini terdiri dari para bekas budak yang telah bebas maupun yang tidak dan para budak ini berasal dari berbagai suku dan bangsa lebih-lebih banyak yang berkulit putih.
Dinasti mamluk diberi nama yang berasal dari kata budak itu sendiri yakni mamluuk yang arinya budak.[1] meskipun dinasti ini didirkan oleh para budak, dinasti ini memiliki kemajuan yang signifikan dalam sejarah islam. Ada tiga pendapat terkait latar belakang dinasti mamluk ini di mesir, yaitu:
- Dinasti mamluk muncul pada masa dinasti abbasiyah, merkea direkrut untuk menjadi pasuka dari kawasan kaukausus dan laut hitam, mereka mulai memasuki mesir ketika ingin memperkuat dinasti abbasiyah yang mana mesir pada saat itu di pegang oleh dinasti ayyubiyah.
- Para budak itu ialah tawanan dari para penguasa dinasti ayyubi yang dijadikan budak oleh salahuddin al-ayyubi. Mereka dididik dan dilatih menjadi tentara, kemudian dijadikan sebagai pasukan kerajaan dan ditempatkan secara terpisah dari masyarakat.
- Mereka adalah budak dari para penguasa turki dan bangsa mongol yang dibeli oleh sultan malik as-saleh, pengauasa dinasti ayyubi. Karena kemahiran mereka dalam bidang militer sehingga mereka diberi kedudukan sebagai komandan ayyubi dan mengantarkan mereka merengkuhkan kekuasaan di mesir
- Berikut ada beberapa masa pemerintahan yang sangat brpengaruh dalam dinasti mamluk:
- Aybak
- Izzudin aybak ini adalah salah satu dari tiga orang yang merintis dinasti mamluk itu sendiri ketika di mesir. Awalnya ia adalah orang yang bekerja di dinasti ayyubi sebagai pencicip makanan dan minuman untuk sultan dengan pangkat akuntan dan kemudian diangkat menjadi komandan pasukan pengawal sultan. Aybak menjadi sultan pertama dinasti mamluk yakni pada tahun 1250 M. dengan gelar yaitu al-malik al-mu'iz izz al-din aybak al-jawshangir al-turkmani al-shalihi
- Qutuz
- Setelah meninggalnya sultan aybak menyebabkan terjadinya pergolakan di kalangan para tokoh mamluk. Saat Qutuz naik tahta, seorang tokoh mamluk yang menjadi sahabatnya saat merintis kekuasaannya, Baybars kembali ke Mesir -setelah mengasingkan diri- karena berbeda pandangan dengan Sultan Izuddin Aybak. Kedatangan Baybars ke Mesir disambut dengan senang hati oleh Qutuz, bahkan sultan mengangkatnya sebagai panglima perang. Pada saat itu, muncullah pasukan Mongol yang pernah menghancurleburkan Daulah Abbasiyah, mereka mulai bergerak dan siap menghancurkan Mesir. Sultan Qutuz dengan dibantu panglima perangnya, Baybars siap menghadangnya sehingga terjadilah perang dahsyat di Ain Jalut (Mesir) pada tanggal 658 H/3 September 1260 M. Dalam perang tersebut, pasukan Mamluk yang dipimpin oleh Baybars berhasil mengalahkan pasukan Mongol[2]
Dan masih banyak lagi masa pemerintahan yang terkenal atas tokoh-tokohnya pada dinasti mamluk seperti Baybars, Qalawun, Nashir, Barquq, dan lain sebagainya.
- Perkembangan Dinasti Mamluk
Di bawah kekuasaan Mamluk, Mesir dan Suriah mengalami kemakmuran di bidang ekonomi dan kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang, seperti militer, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan Prestasi-prestasi di bidang seni arsitektur, keramik dan karya artistic dalam logam dan asal-usul ilmu heraldry, ilmu lambang-lambang keturunan, diduga berasal dari Dinasti Mamluk.[3]