Lihat ke Halaman Asli

Budaya Islam dan Kemanusiaan

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tidak berlebihan jika kitamengklaim bahwa budaya Islam lahir dan berkembang atas dasar dialog dan menghormati budaya orang lain, menjunjung tinggi kemanusiaan, mengajak dengan penuh hikmah dan berdebat dengan etika yang sopan dan lebih baik.Keterbukaan pola pikir Islam dengan berdialog ditandai dengan gerakan terjemah dari Bahasa Yunani ke dalam Bahasa Arab atau sebaliknya dengan bebas tanpa prosedur yang rumit. Selain itu juga Ilmu pengetahuan hasil pemikiran dan uji cobak ulamak muslim terbuka lebar bagi semua terutama bagi pelajar-pelajar yang datang dari Negara-negara Eropa di masakegelapanya.

Kalimatun Sawa' dalam bahasa al Qur'an sebagai prinsip dasar budaya Islam yang merupakan titik temu (Melting pot) antara Islam dan kemanusian, antara nasionalisme dan kebangsaan,antara parsial dan yang global,antara akidah Islam dan agama samawi lainya.Semua Agama Samawi terutama Islam mengajak untuk persaudaraan, persamaan,keadilan,toleran,kasih sayang, serta menjaganilai-nilai mulia lainya,disamping itu jugaIslam mengajak kepada para pemeluknya agar menghormati pemeluk agama lain serta memelihara darah, harta, dan kehormatan saudaranya se- agama atau yang beda agama .

Sungguh ironis, sebagian dari pemeluk Agama-agama Samawi ini memahami agamanya tidak benar, atau terlalu ekstrim dalam memahami dan mengamalkanhukum-hukum syara'. Dan konflik antar ummat beragama lahir dari sikap tersebut, dan seringkali berkembangmenjadi konflik antar budaya kemudian diselesaikan dengan cara kekerasan dan agresi Meliter tehadap pemeluk lainya dengan dalih perang melawan teroris,penegakan demokrasi,dan pembelaan terhadap hak-hak wanita,dan alasan-alasan gak jelas lainya.

Pemahaman yang benar dan baik terhadap ajaran agama dapat mencegah terjadinya konflik antar pemeluk agama dan sekaligus mencegah terjadinya konflik budaya,dan bahkan bisa berubah menjadi dialog antar budaya atau sedikitnya membangun hidup di tengah-tengah kemajmukan budaya. Seorang filosof India Radha Kishnan pernah berkata: "Jika kita masing-masing, tidak membesar-besarkan aspek perbedaan dalam keyakinan dan budaya, niscaya kita akan menyatu,karena essensi sebenarnyadari kemanusian adalah kesatuan, walaupun tercipta dari budaya dan agama yang berbeda".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline