Sejam di kelas dengan dosen yang tak humoris sangat membosankan. Tapi sejam dengan Dosen yang bisa membuat ketawa terasa sangat singkat.
Nah, begitu juga dengan tulisan yang keliatan sangat serius pasti aku tinggalin, tapi kalau tulisan yang beberapa kali mengundang senyum atau tawa, lanjut sampai habis bahkan kadang diulangi lagi membacanya.
Barang kali sih ini kelakuanku saja. Jujur, di kehidupan sehari-hari aku lebih senang dekat dengan teman yang bisa melucu dari pada teman yang berperawakan serius.
Kadang aku berpikir, apa mungkin karena aku humoris, jadi senangnya bergaul dengan orang-orang humoris?. Entah di buku mana dengan judul apa aku pernah membaca kalau orang yang memiliki kesamaan akan saling berkelompok.
Lalu, kalau aku pikir kenapa aku lebih senang kumpul dengan orang yang humoris sudah tentu aku juga humoris ya.
Sudahlah membahas perilaku manusia. Butuh waktu sampai hari kiamat membahasnya karena saking komleksnya.
Jadi tulisan menghibur seperti apa yang kusukai?. Kalau menghibur kan sudah pasti "tulisan humor". Isinya banyolan dan guyonan yang mengocok perut.
Aku sih sangat suka tulisan humor untuk hiburan semata. Tapi aku paling suka tulisan menghibur sekaligus bermanfaat. Tulisan yang di dalamnya terkandung nilai-nilai positif dan juga pengetahuan. Kalau acara TV seperti "Democrazy".
Tapi bukan berarti aku tidak mau membaca tulisan serius. Terkadang aku membacanya bila isinya menyangkut keselamata jiwa dan raga.
Terus, apa yang ingin disampaikan tulisan yang singkat dan sok serius ini?. Aku cuma mau bilang tulisan yang menyelipkan beberapa guyonan meskipun isinya sangat serius pasti kusukai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H