Lihat ke Halaman Asli

Agus Sastranegara

bukan pujangga, hanya pemuja kata

Pasir Putih di Pulau Telunjuk

Diperbarui: 5 November 2017   19:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOKPRI

Barelang yang merupakan gabungan dari tiga pulau yang disatukan oleh jembatan terdiri dari Batam, Rempang dan Galang menyimpan sejuta pesona wisata alamnya. Pecinta alam tidak akan pernah bosan mengeksplore setiap sudut pulau-pulau kecil diwilayah ini. Penulis secara tidak sengaja singgah disebuah pulau yang menyimpan keindahan pantainya. 

Awal tahun 2017 penulis mendapat tugas untuk membantu pemberantasan buta aksara di sebuah pulau terpencil di Barelang. Perjalanan dimulai dari Batu Aji memakan waktu sekitar 30menit untuk sampai di Rempang Cate. Kemudian setelah sampai dirempang cate dengan menggunakan mobil, perjalanan dilanjutkan dengan menyeberang laut menggunakan perahu mesin selama 30 menit. 

Penulis yang memang menyukai traveling sangat menikmati perjalanan tersebut karena disekelilingnya dapat menikmati birunya air laut, hijaunya dedaunan yang terhampar dipulau-pulau yang dilalui. Hembusan angin menjadikan panasnya mentari tidak lagi terasa. Penulis bersama team yang terdiri dari 9 orang akhirnya sampai di Pulau Subang Mas. Kami bergantian mengajar dikelas yangsebagian besar siswanya sudah berusia lanjut.

DOKPRI

Seperti biasa kegiatan selesai jam 12 siang, kami berinisiatif untuk menyeberang ke pulau didepan Pulau Subang Mas yang sangat dekat. Akhirnya dengan perahu bermesin atau yang kami sebut "pompong" kami menyeberang, hanya 5 menit sampai di Pulau yang ternyata bernama Pulau Telunjuk. 

Setelah penulis bertanya kepada warga setempat, nama tersebut diambil dari bentuk pantai yang menyerupai telunjuk. Penulis dan team pengajar turun dari pompong dan terkesima melihat indahnya pulau tersebut. Pasir putih menyilaukan membuat hati berbunga . Kebetulan penulis memang sering berpetualang ke tempat-tempat wisata di Pulau Batam dan sekitarnya. 

Kami putuskan untuk makan siang dipulau kecil yang cantik tersebut, ditemani deburan ombak laut dan angin yang segar membuat langsung kerasan tinggal disini.setelah makan, kami berjalan menikmati pulau tersebut. Sangat disayangkan kurangnya perhatian dari masyarakat ataupun pemerintah setempat sehingga pulau yang begitu cantik terbengkalai begitu saja. Semoga kedepannya pihak terkait lebih memperhatikan pulau ini supaya bisa menambah daftar destinasi yang layak disinggahi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline