Lihat ke Halaman Asli

Lestari Seni Tradisional Kita

Diperbarui: 6 April 2021   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tarian kreasi yang diangkat dari upacara adat taber sungai, Bangka (foto:agusyaman)

Lestarikanlah seni tradisionl kita, karena terdapat beragam makna dan pesan didalamnya. Terdapat pendidikan dan kebudayaan yang tak ternilai harganya bagi anak cucu kita. Ia menjadi lestari jika kita mengenal dan melihat seni tersebut. Ia terus dilestarikan oleh masyarakatnya, digunakan untuk kegiatan mereka dalam kehidupan ini.

Penciptaan karya tari kreasi, modern atau pun kontemporer di Indonesia sudah ada seiring berkembangnya dan seiring lajunya perkembangan seni tari di masyarakat kita, baik dalam pedesaan maupun perkotaan. Masing-masing khazanah atau kekayaan tarian terus mengalami perubahan dan perkembangan, antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan saling berbaur. Ditambah lagi dengan begitu banyaknya generasi muda kita belajar pendidikan seni di sekolah-sekolah/institut/perguruan tinggi fakultas seni pertunjukan, seni rupa, seni media rekam, seni peran dan lain sebagainya. Semua itu semakin menambah kreatifitas mereka dalam mengolah seni pertunjukan.

Masyarakat kita, khususnya pekerja seni dan pecinta seni terus mengamati dan mencermati perkembangan ini, agar mereka tidak ketinggalan kereta dalam menggarap seni pertunjukan, agar mereka merasa tidak ketinggalan jaman.

Para seniman-seniman pendahulu kita telah mewariskan begitu banyak hasil karyanya, mulai dari gerakan kepala hingga kaki, joget kampung, gerakan-gerakan silat, tarian upacara adat, busana, makeup, properti dan lain sebagainya. Harus diketahui, bahwa sejak zaman dahulu, tarian telah diciptakan untuk tujuan dan kepentingan yang tidak terpisahkan dari sosial-budaya masyarakat. Pastinya terkait dengan keagamaan dan kepercayaan, oleh karena itu upacara adat, kegiatan kerakyatan, pesta rakyat dan sebagainya sangat penting dilakukan dalam masyarakat perdesaan, ia sebagai suatu kegiatan yang harus mereka lakukan sebagai rasa syukur terhadap sang pencipta.

Tari tradisional, upacara adat, kegiatan seni lainnya saling berkaitan dengan pola kehidupan sosial-budaya masyarakat kita, ini dapat dilihat dari kegiatan kehidupan sehari-harinya, berkaitan dengan alam sekitar dan alam semesta. Tarian tradisional seringkali dijadikan sebagai pelengkap upacara adat yang berhubungan dengan siklus kehidupan manusia, mulai dari kehamilan, kelahiran, pertumbuhan/perkembangan dan kematian, kemudian berkaitan dengan perkebunan/pertanian, laut, pantai, hutan, adat kepercayaan dan agama. 

Seperti seni pertunjukan atau upacara adat atau kegiatan-kegiatan tradisional yang ada di pulau Bangka, biasanya upacara adat digunakan oleh masyarakat, pemuka adat atau pemangku adat untuk berkomunikasi dengan alam ghaib atau sesuatu yang mereka percayai, seperti upacara adat taber laut, sungai, hutan dan sebagainya, mereka berusaha mengusir roh yang jahat-jahat dengan menggunakan gerakan-gerakan, mantera, nyanyian, lagu, musik serta media-media tertentu dalam upacara adat tersebut. Penyatuan dari bentuk komunikasi dan media-media tersebut dipercaya dapat mengusir roh-roh halus yang jahat.

Di masa sekarang ini, untuk menjadi bentuk tontonan, seniman-seniman mengemas upacara adat tersebut untuk suatu pertunjukan agar dapat melestarikan seni budaya daerah dan terus terjaga dalam pesatnya modernisasi.

Menghargai bentuk kesenian yang diciptakan orang terdahulu untuk menjadi tari tontonan di masa sekarang ini merupakan sebagian dari misi pelestarian seni budaya kita, Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline