Lihat ke Halaman Asli

Percaya atau Tidak, Ini Mitos atau Fakta

Diperbarui: 13 Maret 2021   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak desa sedari kecil sudah bergelut dengan alat-alat tradisional, mitos, cerita rakyat dan permainan tradisional (foto:agusyaman)

Kebiasan-kebiasaan di waktu dulu, dan mungkin sekarang ini masih terjadi, seperti saat penjaga malam membangunkan atau menjaga masyarakat setempat agar tetap waspada (mencegah) tindak kejahatan atau sebagai pemberitahuan waktu/jam malam dengan menggunakan kentongan atau memukul-mukul tiang listrik masih kita dengar sampai sekarang ini. 

Seiring perkembangan teknologi, sebagian masyarakat desa sudah menggunakan Toa, sirine patroli, sirine masjid-masjid atau mushola-mushola, bahkan sudah bisa tidur nyenyak dengan memasang CCTV dirumahnya.

Dulu, masa kecil kita sudah diperkenalkan dengan alat-alat tradisional, dipenuhi permainan tradisional, dikelilingi mitos-mitos, cerita rakyat dan lain sebagainya. 

Semuanya kita dapat dari cerita orangtua, buku-buku dongeng, seperti; kisah putri penidur, mitos-mitos seperti; menaburkan garam disekitar rumah demi keamanan dari binatang buas, burung kramincung, dan sebagainya, ditambah keyakinan orangtua dulu dalam menusukkan cabe merah dan bawang merah di lidi lalu menancapkannya di tanah agar hujan tidak turun di daerah tersebut karena sedang melakukan hajatan, dan cerita-cerita lainnya.

Mungkin cerita yang saya kisahkan ini suatu saat nanti akan menjadi mitos atau menjadi cerita rakyat belaka. Orangtua saya (emak) pandai mengobati orang yang terluka bakar/tersiram minyak panas/air mendidih, dengan syarat terkena panas itu kurang dari setengah hari atau secepatnya (tidak ampuh bagi yang sudah tersiram beberapa hari). 

Almarhumah emak dengan bacaan-bacaannya (berupa pantun disertai bacaan-bacaan mengagungkan nama Allah). Kutipan bacaan itu masih saya simpan hingga sekarang sebagai kenang-kenangan, dan belum pernah sekalipun saya praktekkan karena sampai kini belum ada teman yang terkena air panas, mudah-mudahan tidak ada kejadian seperti itu, dan saya pun tidak berani menggunakannya karena tanggungjawabnya pastilah besar.

Emak biasanya setelah membaca bacaannya, ia meniupkan anggota tubuh orang yang terkena panas tersebut. Beberapa saat kemudian rasa panas itu hilang, mereka sembuh tanpa meninggalkan bekas luka bakar. Semua cerita ini alhamdulillah nyata adanya, karena saya pernah terkena panas knalpot motor dan tersiram air mendidih di tangan dan setelah di obati emak, rasa panas hilang dan tanpa meninggalkan bekas. Kemudian saya melihat tetangga tersiram minyak goreng panas disekujur tubuhnya dan ia pun sembuh.

Saya menceritakan ini hanya sebagai pelajaran, mungkin saja cerita rakyat/mitos dari orang di jaman dulu sebagiannya pernah terjadi, namun ada kisah yang ditambahkan atau dikurangkan, atau kisah yang tidak masuk di akal pernah terjadi pada seseorang di bawah alam sadarnya, namun semua kembali pada diri kita sendiri "percaya atau  tidak" dan semua pengetahuan yang ghaib hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.

Di jaman teknologi sekarang ini, masih kita lihat orang-orang mengantarkan makanan dan meletakkannya di perkuburan, melakukan ritual-ritual di pepohonan, di sungai, laut dan sebagainya. 

Semua dipercaya membawa dampak positif pada diri mereka, dan ini sudah dilakukan sejak dulu kala. Kegiatan yang menurut orang modern adalah kegiatan kuno yang tidak ada gunanya. Kegiatan ini akan masuk akal dan dipertahankan masyarakat karena bagian dari tradisi/kebiasaan, menjadi budaya, sudah menjadi peraturan adat, dan sudah menjadi kepercayaan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline