Lihat ke Halaman Asli

Menimbulkan Respon Komunikan

Diperbarui: 3 Maret 2021   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi komunikator menyampaikan suatu pesan (foto:maulana@able)

Setiap saat kita masih diberi kesempatan untuk saling menyapa dengan keluarga, teman dan masyarakat sekitar. Kita dapat saling berkomunikasi dalam menyampaikan pesan, saling mempengaruhi, saling bertukar pikiran menurut keinginan kita dan menurut keinginan orang lain. 

Komunikasi yang kita lakukan tidak terbatas, mengalir apa adanya tanpa kita sadari bentuk komunikasi yang kita gunakan menggunakan bahasa verbal maupun nonverbal, juga dalam hal ekspresi wajah, gerak tangan, simbol-simbol, bahkan usai bangun tidurpun kita sudah melayangkan komunikasi, seperti; status di medsos atau membalas pesan teman melalui Handphone.

Kita terus berkomunikasi, terus berkembang mengikuti komunikasi teknologi yang ada, kita dan teknologi terus maju melesat, berproses dengan satu orang sekitar atau di belahan dunia lainnya, walau ekpresi dan mulit kita diam, diwakilkan tangan memegang Handphone, kita sudah saling bertukar informasi, saling ingin menimbulkan respon lawan bicara.

Dulu waktu Hp belum dikenal dengan nama smartphone, belum mengenal Touch screen, kita mewakilkan ekpresi dengan emoticon, kemudian dalam waktu singkat berubah menjadi emoji. Hanya dengan emoticon dan emoji, kita sudah dapat saling mengerti makna dari si pemberi pesan. 

Hanya dengan emoji dan emoticon kita sudah menimbulkan respon komunikan. Demikian juga dengan aplikasi Zoom menjadi alternatif yang banyak menarik minat pengguna smartphone dan komputer. Aplikasi ini menyediakan layanan yang baik bila mengadakan pertemuan online dan obrolan, dan lebih cepat menimbulkan respon.

Tidak jarang kita setelah berdiskusi lewat Zoom atau diskusi secara langsung dan setelah pulang kerumah atau saat bersantai-santai, atau sehari setelah selesai bertukar informasi tersebut, kita baru ingat atau ada informasi yang lupa kita sampaikan, atau baru menemukan jawabannya setelah sekian waktu. 

Pernah saya mengalami ini dan saya sadar, jika saya adalah orang yang kurang baik dalam menyortir, memilah dan mencerna pesan-pesan yang diterima disaat dalam forum, akhirnya terlambat menyampaikan jawaban yang bagus. Apakah saya termasuk orang yang terlambat dalam berfikir?, atau saya menjadi orang yang tidak siap dalam berdiskusi atau saya membutuhkan ektra konsentrasi atau lebih fokus?.

Bisa jadi dikarenakan saat itu emosi saya belum stabil atau kurang fresh, pikiran tidak fokus. Selain saya, mungkin banyak orang yang kurang baik dalam merespon diskusi, terlambat menangkap maksud orang lain, bahkan ada yang memutarbalikkan fakta dan sebagainya. Padahal menjadi pendengar yang baik, kita bisa merespon dari apa yang orang lain ucapkan, kemudian kita usahakan menjadi orang yang berkuasa atas lingkungan kita, kita harus menjadi pembicara yang baik, komunikator yang mampu menguasai para  pendengar, akhirnya jalan pikirannya akan serupa dengan yg kita maksudkan, kecuali komunikator (kita) dan komunikan (mereka) berada pada emosi tidak stabil, dikarenakan merasa orang lain salah dan diri sendirilah yang benar, maka akan terjadi saling membenarkan, saling ego dan tidak ada yang mau mengalah.

Pelawak atau komedian merupakan orang yang menghibur penonton, harus bisa membuat orang tertawa, minimal mampu membuat orang tersenyum, namun apabila tidak ada yang tertawa maka ia gagal menyampaikan maksudnya, komunikasinya dianggap gagal total. Sama artinya saat komunikator menyampaikan pesan namun komunikan tidak mengerti apa yang ia sampaikan, malah parah terjadi jika para komunikan mengantuk, bosan dan cepat-cepat ingin pulang.

Apabila kita bercerita, berdiskusi sedangkan kita sudah berusaha agar pendengar memperoleh makna yang kita sampaikan, dan mereka bersemangat dan membalas apa yang kita sampaikan, maka kita telah melakukan komunikasi efektif, atau terjadi kesepahaman antara kita dan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline