Lihat ke Halaman Asli

Nilai Falsafah Keris Jawa

Diperbarui: 16 Januari 2023   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keris Sabuk Inten (sumber gambar: hartalangit.com)

Keris merupakan senjata tradisional yang memiliki latar belakang sejarah panjang bagi masyarakat Jawa, bahkan banyak cerita-cerita legenda tentang Keris yang berkaitan dengan sejarah Kerajaan-Kerajaan di Nusantara.

Misalnya saja Keris Empu Gandring milik Ken Arok Raja Singasari, Keris Kyai Brongot Setan Kober milik Arya Penangsang Adipadi Jipang Panolan, dan masih banyak lagi kisah-kisah lainnya tentang Keris Jawa.

Pada masa lalu Keris dibuat dengan penuh filsafat, harapan dan doa-doa yang di simbolkan dengan dhapur Keris, pamor dan ricikan-ricikannya.

Keris Jawa mengandung banyak nilai-nilai falsafah dan ajaran moral yang luhur. Nilai-nilai yang tersirat dari Keris Jawa meliputi ajaran spiritual, ajaran untuk selalu bersikap rendah hati, ajaran untuk selaras dengan alam dan menghargai sesama.

Keris adalah benda pusaka yang dihormati dalam budaya masyarakat Jawa, bahkan terkadang sampai ada yang memperlakukan Keris secara berlebihan seperti layaknya menghormati ke dua orang tuanya sendiri.

Selain berfungsi sebagai senjata fisik, Keris juga memiliki filosofi yang dalam tentang kehidupan dan sarat muatan spiritual. Mungkin pada awalnya Keris di gunakan sebagai senjata untuk mempertahankan diri atau untuk berperang, tapi seiring perkembangan zaman fungsi Keris berubah menjadi benda pusaka yang penuh perlambang.

Keris juga merupakan perlambang Manunggaling Kawulo lan Gusti, sehingga kemudian Keris di anggap sebagai pedoman suci yang di maksudkan agar ketika melihat sebilah Keris, kita akan teringat pada diri pribadi yang selanjutnya ingat kepada Yang Memberi Hidup.

Bahkan nama Keris sendiri juga memiliki makna yang dalam. Keris berasal dari dua kata, yaitu Sinengker dan Aris. Dalam bahasa Jawa, "Sinengker" bisa di artikan Rahasia atau sesuatu yang disembunyikan, sedangkan "Aris" artinya bijaksana atau hati-hati.

Keris merupakan salah satu media yang digunakan oleh para leluhur orang Jawa untuk menyampaikan pesan atau wejangan secara tersirat, agar orang yang memiliki Keris dapat memiliki sikap rendah hati, tidak menonjolkan diri dan tidak sombong yang dikiaskan dengan istilah "Sinengker". Dan diharapkan juga agar memiliki sikap yang bijaksana, hati-hati, dan tidak sembrono atau gegabah yang dikiaskan dengan istilah "Aris".

Keris juga memiliki nama lain, yaitu "Dhuwung" yang berasal dari dua kata, yaitu "Udhu" dan "Kuwung". Udhu berarti sumbangan atau kontribusi, sedangkan Kuwung berarti kehormatan atau kewibawaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline