Di dermaga berjatuhan harga
yang tak siapapun juga
lepas dari angka-angka mati;
Di dermaga kapal-kapal labuh
meski bergaungnya subuh,
nyala suar tak kenal berhenti;
Di dermaga sampan-sampan kandas,
syahbandar telah merampas
dayung kemudi silih berganti.
Kalibeber, 05042012
*kadang tuntutan jumlah kata menjadi sesuatu
yang menyebalkan, mengingat peran makna jadi
tergusur oleh abjad-abjad. Coba kalau puisi
saya pakai bahasa isyarat, mana bisa dimuat mas,
hahahaha.. Nggak ding, becanda. Eh, ini udah
tujuh puluh kata apa belum ya? (garuk2 kepala)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H