Lihat ke Halaman Asli

Ceruk-ceruk Mungil dalam Dada Kami

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13336848731170737288

lukisan seorang sahabat, Lukman Riadus Sholikhin

demi manusia yang kian beranakpinak;

ceruk-ceruk mungil dalam dada kami

menggelegak oleh kesaksian-kesaksian

para pemerkosa yang menanti rajam

untuk kali penghabisan;

ceruk-ceruk mungil dalam dada kami

menggelegak oleh plasma kebanggaan

sekerumun alap-alap yang menguap

bersama mega-mega yang mengapas—

berbisik kepada lambai sayap-sayap rindu

terlalu ringkih untuk memeluk bumi;

demi manusia yang kian beranakpinak;

ceruk-ceruk mungil dalam dada kami

berlindung dalam tirai-tirai mandat suci

tentang khalifah yang terus mematut diri

di depan bayangan samar cermin evolusi;

ceruk-ceruk mungil dalam dada kami

dilanda banjir oleh hujan semusim—

teringat—panggilan emak kepada buah hati

sekedar pulang makan dan membasuh daki.

tirtoseto, 19122011

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline