Lihat ke Halaman Asli

Tentang Pemilih Pemula di Pilpres 2019 Lebih Evaluatif

Diperbarui: 10 Januari 2019   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilih pemula adalah mereka yg dalam 2014-2018 memasuki usia hak pilih (17-22 th/ sudah menikah) , mereka adalah kalangan muda terpelajar bisa disebut milenial. Jumlah mereka 1/9 dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlahnya sangat banyak sekitar 9 %. Mereka sangat labil dalam menentukan pilihannya.


Beberapa hal yang mempengaruhi adalah faktor pemilih tradisional (pengaruh lingkungan keluarga), pendidikan, media dan efaluasi diri terhadap peperintahan terhadap dampak atau harapan pribadinya, serta sebagian masa bodoh. Pemilih pemula memiliki potensi evaluasi terhadap pemerintahan (baik atau butuk) karena usia mahasiswa dan tamatan SLTA yang membutuhkan pekerjaan.

Suara mahasiswa pada pilpres sekarang ini tidak memiliki gaung pesan yang disuarakan seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Hal demikian tidak adanya 'rasa senasib dan tujuan yang sama. Gerakan mahasiswa secara nasional dialami negara-negara di dunia yang mengalami tuntutan dan tujuan perubahan yang sama seperti kemerdekaan, reformasi, refolusi dll. Sebaliknya mahasiswa kebanyakan negara di dunia akan fokus ilmu pengetahuan jika negeri dalam keadaan damai.

Mereka pemilih pemula dipengaruhi peran komunitas lokalnya dalam kepentingan sementara seperti pekerjaan, kesuksesan belajar, hoby dan kreatifitas, serta wawasan buku dan pengalaman seminar atau dalam diskusi-diskusi mereka.

Di sebagian besar pemilih pemula selain mahasiswa adalah mereka yang tamatan SLTA dan masih SLTA. Mereka adalah yang tak berkesempatan memasuki perguruan tinggi. Pertimbngan ekonomi menyebabkan mereka ingin cepat menadapat pekerjaan. 

Faktor sulitnya mendapatkan pekerjaan serta ekonomi keluarga serta kemudahan yang dialaminya dalam mendapatkan pekerjaan atau ekonomi keluarga itu sehingga mereka memiliki tingkat evaluasi perhadap pilpres yang tinggi baik yang kebanyakan didasari secara kenyataan atau logika pribadi yang dialaminya.
Pada potensi ini adalah kalangan yang menjadi rebutan pengaruh dari peserta capres.

Dari potensi-potensi di atas itu ahirya para kandidat berebt pengaruh terhadap pemilih pemula. Penawaran harapan bahkan yang menjanjikan dari semua capres belum dirasakan mengena dikalangan ini. Karena patut dicatat bahwa pemilih pemula pada pilpres sekarang ini sangat beda dengan pemilih pemula pada pilpres-pilpres sebelumnya. Lebih cerdas, lebih terpelajar, lebih memiliki evaluasi, dan lebih masa bodoh. ( Rg Bagus Warsono, 10-01-19).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline