Lihat ke Halaman Asli

Mencari Buku Sastra Terbaik dari Pembaca Budiman

Diperbarui: 4 Januari 2019   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Percayakan pada publik pembaca di dunia ini. Pasti ada pembaca budiman. Hari ini, besok atau nanti. Apresiasi dari karya tidak dipetik hari ini tetapi setelah dibaca kemudian. Menulis pun tak harus memetik hasilnya hari ini, mungkin ke kedepan. Karya kita tidak berarti bagus hari ini sebab ada pembaca budiman. Sebaliknya karya kita tak mesti dikatakan terabaikan sebab kelak ada pembaca budiman. Jadi teruslah menulis bagus.

Pembaca budiman adalah pembaca yang memiliki apresiasi yang ditimbulkan dari membaca. Maaf bila ada buku dikatakan bagus tanpa dibaca masyarakat, bagaimana itu meragukan apresiasi seseorang. Dan bagaimana pula buku yang belum begitu dibaca masyarakat dinyatakan buku terbaik? atau bagaimana pula penulisnya dinobatkan sebagai penulis terbaik. Tentunya bukan pembaca budiman, bukan?
Penulis tak perlu risau akan hal-hal apresasi tak mendasar, tetapi harus percaya bahwa ada pembaca-pembaca budiman kelak.

Tentu saja penulis lebih menekankan bahwa mutu penilaian Korrie Layun Rampan lebih baik, ia tidak hanya membaca buku lalu memutuskan, tetapi ia membaca banyak media akan sorotan buku yang dibacanya itu. Sehingga ada keterbukaan hatinya akan suara-suara dari masyarakat, itulah kurator yang sebenarnya.

Kini zaman semakin maju media tak hanya media cetak seperti zaman Korrie Layun Rampan, karenainformasi internet bersumber dari berbagai media dan akun sosial. Tidaklah seorang kurator berpikir semuanya salah , lalu mengatakan akulah yang memutuskan, alangkah otoriternya?
Mari kita membuka hati, biarlah publik yang "berkata. Dan percayalah ada pembaca-pembaca budiman di Indonesia.

Lain halnya dengan Sastrawan Sindhunata dan Tere Liye dua penulis novel ini tentu saja menurut penulis layak mendapat apresiasi tinggi di zaman ini. :Pasalnya karya mereka Anak Bajang Menggiring Angin oleh Sindhunata dan Hujan oleh Tere Liye mendapat apresiasi luar biasa dari berbagai kalangan baik masyarakat maupun kalangan terpelajar di berbagai kuliahan universitas. Buku keduanya banyak diperbincangkan kemudian memang bukunya dipasarkan umum oleh penerbit besar dan laris.

Pertanyaannya sederhana, sekarang jika promosi dan tampilan publikasi sebuah karya antologi, misalnya, yang diterbitkan oleh penerbit publishing kurang banyak ditampilkan dan diberitakan, jangankan membacanya mengenalnya pun tidak. Oleh karena itu keraplah buku itu dikenalkan dan paparkan isinya agar terbaca. 

Penulis cenderung mengatakan bahwa antologi bersama lebih banyak terbaca masyarakat ketimbang antologi tunggal yang sama-sama dicetak secara publishing dan dipasarkan manual atau sekedar tukar menukar buku atau ganti ongkos cetak. Kemudian bagaimana mungkin pula kemudian buku yang tanpa dikenal kemudian tiba-tiba sebagai buku terbaik dengan penulis yang dikategorikan terbaik? Karena itu mari bersama mengenalkan karya kita di era yang semakin canggih ini. (Rg Bagus Warsono, 04-01-19)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline