Lihat ke Halaman Asli

Membawa Puisi Menjadi Hidup

Diperbarui: 24 Agustus 2016   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mari kita telaah bahasa puisi , seringkali kita membaca dua baris kalimat puisi sama arti atau dua bait puisi memiliki arti yang sama. Sajian yang berlebihan tentunya, pengulangan yang sebetulnya tak perlu. Tetapi itu juga dimaklumi andai menyuguhkan kata baru yang memberi kesan seakan bukan pengulangan.

Penyair menemukan pilihan kata yang indah untuk dituangkan pada baris kedua padahal sama arti pada bari pertama, atau penyair menemukan pilihan kata baru pada bait yang akan ditulisnya setelah bait pertama seakan memberi puisi itu panjang. Padahal panjang dan pendek puisi belum tentu memberikan kesamaan bahwa puisi panjang memberi pesan panjang juga. Boleh jadi puisi pendek malah memberi pesan yang luas.

'Bulan purnama jatuh di danau malam hari apa beda dengan 'Purnama jatuh di danau . ?

Tampa menyebut kata 'bulan , kata 'purnama sudah memberikan arti bahasa puisi yang menyatakan bulan purnama. Kata 'malam hari dalam kalimat itu adalah keterangan subjek yang tak perlu. Karena kata purnama telah memberi pengertian bulan penuh di waktu malam.

Bahasa puisi merupakan bahasa bagaimana menyimpan makna luas dalam pilihan kata indah. Jika mau panjang katakan dalam cerpen , puisi esai atau novel. Tetapi semuanya itu sah-sah saja karena hak cipta ada pada Anda.

Mari kita lihat puisi berjudul 'Undangan ini:

“Undangan”

'Deretan depan undangan istimewa

kursi dengan baju putih berwiru indah.

Tertulis nama-nama yang beruntung

di pernikahan putri milyader.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline