Lihat ke Halaman Asli

AGUS WAHYUDI

TERVERIFIKASI

setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Unggah Pengalaman Pribadi, Belum Adaptif Menulis Promosi Brand

Diperbarui: 8 Mei 2021   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi foto: claudio Schwarz/unsplash 

Pengalaman baru ikut blog competition Samber THR 2021. Kompetisi menulis yang baru pertama kali saya ikuti sejak bergabung di Kompasiana, 26 Agustus 2019.  

Saya sering ikut sayembara menulis. Namun yang disyaratkan di Samber THR ini beda dengan yang lain. Biasanya, karya tulis yang kita ikutkan lomba paling banter jumlahnya tiga buah. Sesuai dengan ketentuan yang diterapkan komite atau panitia.

tw-3-60968511d541df17e439c192.jpg

Tapi di Samber THR ini, kita menulis setiap hari. Sebulan penuh. Dengan tema yang ditentukan. Ditambah membuat video pendek yang kemudian di-upload di IG.

Saya sungguh tertantang ikut kompetisi ini. Karena saya harus memikirkan tema, angle yang dibuat, menyiapkan foto, dan memutar memori terkait pengalaman yang berhubungan dengan tema-tema yang ditentukan.

tw-2-6096851ed541df17e439c194.jpg

Saya juga seperti bernostalgia. Mengingat masa ketika masih menjadi jurnalis. Yang bekerja dengan deadline ketat. Sehari bisa menulis 5-6 berita.

Ikut Samber THR ini, adrenalin saya juga terpacu manakala saya hanya punya waktu 1-2 jam untuk menyelesaikan artikel. Saya juga harus terbiasa untuk korektif. Melakukan koreksi sendiri.

tw-1-60968531d541df179d0490f3.jpg

Saya memelototi kalimat-kalimat yang kurang pas, typo atau kesalahan ketik, kesalahan ejaan, dan lainnya. Meski merasa sudah dikoreksi, namun masih ada kesalahan dalam artikel. Dan saya pun tak bisa mengoreksi kembali karena sudah dikunci.

Ah, betapa lemahnya manusia seperti awak ini!

tw-4-609685a78ede4839e97a5413.jpg

Menulis blog memang punya karakter sendiri. Lebih dekat. Intimate. Mayoritas artikel yang saya tulis merupakan pengalaman pribadi. Kalau pun ada cerita tentang orang lain pasti masih "bersentuhan" dengan pengalaman saya.

Dengan menulis pengalaman pribadi, saya merasa "terbakar". Kadang, saking asyiknya mengetik, saya melihat perolehan sudah lebih 500-600 kata. Tulisan saya bisa lebih 1.000 kata bila memang menyuguhkan pengalaman yang menakjubkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline