Lihat ke Halaman Asli

AGUS WAHYUDI

TERVERIFIKASI

setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jika Etos Kerja Menurun, Ingat Kisah Tangan Hitam yang Dicintai Allah

Diperbarui: 3 Mei 2021   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi foto: psychologytoday.com

Saya belajar banyak dari banyak kisah-kisah Rasulullah dan para sahabat. Baik yang disampaikan para ustad di mimbar-mimbar, maupun dari beberapa buku yang saya baca.  

Salah satu yang sering saya kutip adalah kisah inspiratif yang teramat menyentuh. Dari Sa'ad Al-Anshari yang menceritakan tentang seorang sahabat Rasulullah memperlihatkan tangannya yang hitam dan melepuh.

Ketika Rasulullah menanyakan hal itu, Sa'ad berkata bahwa tangannya melepuh lantaran bekerja keras. Sahabat itu bekerja membelah tanah keras dengan kampaknya untuk mencari nafkah yang halal bagi keluarga.

Mendengar itu, Rasulullah yang mulia mengambil tangannya, lantas menciumnya. Seakan-akan Rasulullah ingin mengatakan kepada seluruh pengikutnya bahwa yang yang melepuh karena kerja keras adalah tangan yang dicintai Allah.

Saya sering menceritakan kisah ini kepada keluarga, teman, dan sahabat. Bahkan beberapa teman di antaranya menceritakan ulang kepada teman lainnya.

Bagi saya, kisah sahabat Rasulullah yang tabah ini menjadi introspeksi. Menjadi cermin diri untuk semua umat manusia. Betapa mulianya orang yang mau bekerja keras dan mau selalu bersyukur, tawakal, dan qonaah.

Sebagai ilustrasi, saya juga sampaikan berapa banyak orang kurang beruntung di sekitar kita. Berapa banyak kaum papa yang bekerja tanpa kenal waktu untuk memenuhi kebutuhan periuk nasi.

Pagi-pagi mereka berangkat, tiba di tempat kerja lantas memikul barang-barang yang berat. Mereka bekerja di tengah terik matahari yang menghujam kulit.

Kita juga perlu menengok, berapa banyak orang yang bekerja dalam tekanan keras namun pernah meninggalkan ibadah. Mereka yang tetap yakin dengan pertolongan Allah tanpa mau bertanya kapan datangnya.

Begitu pun dengan para kuli panggul atau pekerja kasar lain di pelabuhan. Mereka juga tak pernah lelah menjemput rezeki. Mau bersungguh-sungguh melakukan tugasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline