Perayaan Tahun Baru Imlek 2021, beberapa waktu lalu, menyisakan cerita sendiri buat saya. Ini setelah saya bertemu Sriyatun. Perempuan pelaku usaha di Surabaya yang benar-benar tangguh. Punya produk unggulan aneka kue kering.
Sebelumnya, nama Sriyatun saya temukan dari laporan mentor digital marketing Pahlawan Ekonomi. Saat melakukan observasi lapangan. Jika Sriyatun, belum lama ini, membeli sebuah rumah untuk dipakai tempat produksi. Rumah tersebut terletak di Sidotopo Wetan Baru, Surabaya. Berukuran 10-20 meter persegi (2,5 lantai).
Selain itu, saya juga membaca laporan keuangan Sriyatun yang dikirim ke komite Pahlawan Ekonomi. Di mana, di program pemberdayaan ekonomi keluarga yang diinisiasi Tri Rismaharini (sekarang Menteri Sosial) itu, memang mewajibkan pelaku usaha menyerahkan laporan keuangan secara periodik.
Saat itu, saya agak terkejut melihat perkembangan usaha Sriyatun. Kapasitas produksinya makin membesar dari tahun ke tahun. Pun dengan omzetnya. Setahun, Sriyatun mampu meraup pendapatan Rp 3-4 miliar. Rata-rata per bulan bisa mendapat Rp 80 jutaan. Jumlah yang cukup fantastis untuk ukuran pelaku UMKM.
Perayaan Imlek, bagi Sriyatun, adalah momen berharga. Pasalnya, dia bisa menggenjot omzet penjualan. Banyak customer besar yang memborong kue buatannya. Selain Imlek, Sriyatun juga selalu mendulang berkah di momen Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.
"Alhamdulillah, meski masih pandemi, tapi pesanan dari luar pulau masih jalan," ucap Sriyatun, lalu tersenyum.
Sriyatun menjual kue kering secara grosir. Satu dos berisi 12 stoples kue kering. Minimal pembelian 100 dos. Berarti harus membeli 1.200 stoples. Harga per stoplesnya 40-45 ribu. Rata-rata per hari Sriyatun bisa memproduksi 20 dos atau 240 stoples.
Dari empat momen tersebut, Lebaran menempati posisi penjualan tertinggi. Bahkan, untuk Lebaran, kue keringnya bisa terjual hingga 1.000 dos alias 12 ribu stoples.
Di Surabaya, Sri sudah memiliki beberapa langganan. Yang menjual kuenya di mal dan toko. Selain itu, ada 7 distributor yang mengambil kue-kuenya. Ketujuh distributor tersebut menyuplai ritel-ritel moden dan pasar di seluruh Indonesia.
Untuk mendukung produksi, Sriyatun memekerjakan 15 orang. Sebagian besar direkrut dari orang-orang yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Sebagian lagi dari luar kota yang tidur di rumahnya.