Sisa cerita Sabtu (29/2/2020) malam. Usai nonton Opening Ceremony Shopee Liga 1 2020 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya. Menyajikan pertandingan Persebaya vs Persik Kediri. Bisa dibilang partai klasik yang menarik ditonton.
Catatan saya, kedua tim sama-sama punya prestasi yang membanggakan. Persebaya, musim lalu, finish di urusan kedua. Beberapa hari lalu, Persebaya merayakan kegembiraan setelah menjadi juara Piala Gubernur Jawa Timur 2020 setelah mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 4-1. Sementara Persik adalah Juara Liga 2 2019, dan kini naik kasta, bermain di Liga 1.
Kompetisi tepat waktu, persahabatan dan tak ada atur skor. Tiga hal ini yang saya catat. Mampukah ketiganya ditunaikan PSSI. Saya sengaja tak menyebut prestasi. Karena prestasi akan mengikuti jika ketiga hal tersebut terpenuhi di kancah persepakbolaan nasional.
Di partai derby Jatim tersebut, lebih 50 ribu orang memadati tribun stadion yang bakal dijadikan salah satu venue Piala Dunia U-20 2021. Baik pendukung tuan rumah maupun suporter tim tamu. Di pertandingan kali ini, ada sekitar 5 ribu pendukung Persik datang ke Stadion GBT. Saya menyaiksikan mereka datang ke stadion tanpa hambatan. Bahkan disambut hangat.Bisa menonton dengan gembira dan nyaman. Saat berpapasan dengan Bonek juga taka da kalimat ejeken, cacian, apalagi provokasi.
Sejak sore, saya menyiapkan diri menonton pertandingan itu. Bareng rombongan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) yang musim ini menjadi sponsor Persebaya. Satu-satunya perguruan tinggi swasta yang ikut mensponsori klub sepak bola di Indonesia.
Jajaran rektorat UMSurabaya girang menyambut momen bersejarah ini. Pasalnya, nama kampusnya kini nempel di jersey klub kebanggaan Arek-Arek Suroboyo. Tepatnya di bagian punggung, Rektor UMSurabaya Dr dr Sukadiono bahkan rela tak pulang dulu dan memilih datang ke Stadion GBT setelah menghadiri acara di Solo.
Sementara jajaran rektorat lain, Dr Aziz Alimul Hidayat (wakil rektor 1), Dr Mahsun (wakil rektor 2), Dr Mundzakir (Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan), dan para dosen berangkat dari kampus pukul 15.00. Mereka rela menunggu tiga jam sebelum pertandingan dmulai, pukul 19.00.
Kami sepakat berangkat sore lantaran memprediksi jalanan bakal macet. Tret..tretet alias konvoi Bonek (sebutan suporter Persebaya) pasti tak terhindarkan. Terutama di sepanjang Jalan Romokalisari menuju Stadion GBT yang berlokasi di kawasan Surabaya Barat.
Perkiraan kami tak meleset. Puluhan ribu suporter Bajul Ijo (julukan Persebaya) yang mengenakan atribut serba hijau membanjiri jalanan Romokalisari yang kini sudah dilebarkan. Bus, mobil, dan motor tumplek blek di sana. Ada yang yang berjalan kaki menuju stadion.
Beberapa dosen UMSurabaya sempat cemas melihat kehadiran Bonek yang menyemut. Ini karena mereka baru pertama kali melihat kondisi stadion seperti itu. Juga dengan berita minor tentang ulah suporter. Tapi saya pastikan hal itu gak bakal terjadi. Dan benar, mobil yang membawa kami meluncur lancar sampai di tempat parkir.
Mereka juga senang karena dari sekian umbul-umbul yang terpasang, tak sedikit yang kepicut membaca brand UMSurabaya. Mungkin bagi mereka baru kali pertama melihat. Dibanding umbul-umbul dari brand-brand yang sudah sering mensponsori sepak bola.