Lihat ke Halaman Asli

AGUS WAHYUDI

TERVERIFIKASI

setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Cerita Haru Usai Temukan Sosok Idola Gus Dur

Diperbarui: 28 Desember 2019   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, difoto pada Januari, 2000. (KOMPAS/Riza Fahoni)

Haul ke-10 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diperingati di Gedung PBNU, Rabu (25/12/2019) lalu. Kegiatan tersebut digelar untuk mengenang, meneladani, dan mendoakan Presiden RI ke-4 tersebut.

Banyak kisah menarik dari sosok ulama, guru bangsa, dan pemimpin itu. Termasuk pengalaman saya menemukan sosok idola Gus Dur, saat menjadi jurnalis Suara Indonesia (Jawa Pos Group), tahun 1999.

Ceritanya, ketika itu, KOMPAS mewawancarai Gus Dur semasa menjabat presiden, terkait pemilihan Tokoh Tahun 1999. Salah satu pertanyaan menyangkut idola cucu Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari tersebut.

"Idola saya Mas Kirno," begitu ucap Gus Dur.

Lha, siapa Mas Kirno itu? Saya tergelitik mencarinya. Ini setelah saya mendapat kabar jika dia tinggal di Surabaya. Dari beberapa orang, saya dapat informasi akurat, pria yang disebut Gus Dur itu tinggal di  Darmo Permai Timur IX/2, Surabaya.

Saya mencari alamat itu. Sekira pukul 10.00 WIB, saya menemukannya. Dan, orang yang disebut Gus Dur itu adalah Mayor (Pur) Pol Soekirno. Mantan Kanit Provost Mobrig Pasar Atom. Soekirno dulu pernah bertugas di Jombang. Soekirno yang menjadi gerilyawan dari Polisi Istimewa itu, ikut menjaga Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Tak terkecuali keluarga besar KH Wahid Hasyim, ayah Gus Dur.

Di rumah itu, Soekirno tinggal bersama istrinya, Clementine. Perempuan berdarah campuran Jawa-Jerman. Mereka dikarunia satu anak. Namanya  Agnes Ingrid. Dia menikah dengan Paolo Tantini, pria asal Italia. Mereka kemudian tinggal di Italia.

"Waktu itu, Gus Dur masih berusia 8-10 tahun. Saya tidak pernah membayangkan bocah itu ternyata Gus Dur, presiden," tutur Soekirno.

Soekirno lalu mengurai cerita masa lalu. Saat pasukan Belanda menyerang gerilyawan Republik di Jombang. Soekarno bersama KH Wahid Hasyim dan istrinya, beserta beberapa bocah bersembunyi di balik bangunan di sekitar sumur. Di antara bocah-bocah itu adalah si kecil Abdurrahman Wahid.

Kala itu, Soekirno sempat mengeluarkan pistol. Tapi KH Wachid Hasyim mencegah. "Saya masih ingat kata-kata beliau (KH Wachid Hasyim, red), kalau kamu nembak hancurlah keluarga ini," ungkap Soekirno yang akhirnya mengurungkan niat menyerang pasukan Belanda.  

Soekirno. (sketsa koko sadyantoro)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline