Jumat (20/12/2019) lalu, saya meng-upload video pidato Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Youtube. Video yang direkam saat Wali Kota Risma menghadiri acara Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan Special yang digelar pada 1 Desember 2019.
Dalam acara periodik tersebut, ada dua penghargaan yang diserahkan Walikota perempuan pertama di Surabaya itu. Pertama, Awarding Pahlawan Ekonomi & Pejuang Muda Surabaya 2019. Kedua, Penghargaan Kampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo 2019.
Seperti biasa, Risma selalu berapi-api dalam berpidato. Isinya sarat motivasi, dorongan, dan dukungan supaya warga Surabaya maju dan mau memperbaiki kualitas diri. Warga Surabaya, kata Risma, harus makin sejahtera.Bisa menikmati hasil pembangunan dan menjadi tuan dan nyonya di kota sendiri.
Risma juga menyampaikan kegembiraan dengan makin banyaknya pelaku usaha Surabaya. Sejak merilis program Pahlawan Ekonomi, tahun 2010, sampai akhir tahun 2019, jumlah pesertanya sudah mencapai lebih 12 ribu orang.
Banyak di antara mereka yang kini jadi pelaku usaha dan bisa meraup pendapatan melebihi upah minimum kabupaten/kota (UMK). Bahkan, ada beberapa pelaku usaha yang pendapatannya mengalahkan gaji manajer perusahaan.
Dari pidato Risma, ada pengakuan Risma yang menggelitik dan kemudian saya comot untuk dipakai sebagai judul video. Yakni, pengakuan Risma jika dirinya sudah diminta meninggalkan Surabaya.
"Ke depan (tahun 2020) tahun terakhir. Ini sudah diuber-uber saya disuruh meninggalkan Surabaya," tutur Risma.
Risma juga bercerita awal-awal mengajak warga Surabaya menjadi pengusaha. Dia mendatangi kecamatan satu ke kecamatan lain. Ketika sudah ada yang memiliki produk, Risma tak segan memberikan kritik. Ada yang menerima dan mau memerbaiki, ada pula yang mutung (putus asa).
Dalam video berdurasi 5,04 menit itu, respons netizen cukup besar. Lima hari tayang, impresinya cukup tinggi. Sampai artikel ini saya posting, sudah 320 ribu lebih viewer dan 1.000 comment. Belum penambahan subscriber yang tembus 8 kali lipat lebih.
Mayoritas netizen mengapresiasi kinerja Risma sebagai pemimpin daerah yang berprestasi. Yang mampu membawa nama Surabaya mendunia. Lalu, apa perlu Risma ke Jakarta?
Para netizen teribat polemik. Ada yang setuju Risma ikut Pilkada DKI Jakarta 2022, ada pula yang menolak. Sebagian malah melihat Risma cocok menjadi the next Jokowi di 2024.