"Saya harus ngomong apa, Mas Agus. Saya gak biasa jadi pembicara. Saya ini cuma lulusan SMP. Itu Kompas yang koran itu ya, Mas," ucap Aminah.
"Ibu cerita pengalaman. Yang pernah jenengan alami. Jangan lupa, susahnya diceritakan. Biar orang tahu kalau usaha jenengan gak ujug-ujug seperti sekarang," jawab saya.
Malam itu, saya menghubungi Aminah. Menyampaikan pesan Agnes Swetta Pandia, Kabiro Kompas Jawa Timur. Aminah diundang karena di perempuan pelaku usaha Pahlawan Ekonomi, program pemberdayan perempuan yang diinisiasi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Sedangkan saya sebagai humas dan mentornya.
Aminah diundang sebagai salah satu narasumber Bincang Kompas bertajuk "Keberpihakan Swasta Dalam Mengokohkan Posisi UMKM Di Jatim". Acara itu dihelat di Hotel Santika Premiere Gubeng, 5 Sepetember 2019 lalu. Selain Aminah, Kompas juga mengundang Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak dan Chairperson Enciety Business Consult Kresnayana Yahya.
Aminah dipilih lantaran dia menjadi salah satu pelaku usaha inovatif. Lewat semanggi instan, perempuan yang tinggal di Kecamatan Sambikerep, Surabaya itu, sudah pasarkan produknya ke berbagai kota di Indonesia. Bahkan beberapa kali produknya dibawa pelangganya ke luar negeri.
Aminah seperti bermimpi berbicara di depan puluhan orang yang menghadiri acara itu. Menceritakan suka duka jualan semanggi. Seperti pengakuannya dia dulu jualan semanggi gendong. Masuk kampung keluar kampung. Sering "ngetem" juga di Taman Bungkul. Sekarang, dia mengira bisa meraup untung jutaan rupiah dari jualan semanggi.
"Alhamdulillah, berkat jualan semanggi keluarga saya bisa sejahtera. Saya juga bersyukur sudah punya asuransu pendidikan buat anak-anak saya," tutur Aminah dengan rona penuh haru.
***
Ide membuat semanggi instansi sejatinya dilatarbelakangi keprihatinan Aminah. Ceritanya, tiap musim hujan, Anteng, ibunya, tak bisa jualan pecel semanggi. Penyebabnya, daun semanggi tak bisa dipanen lantaran terendam banjir. Sementara di musim kemarau panen semanggi melimpah.
"Kalau stok banyak juga susah. Karena daun semanggi tidak tahan lama. Tidak bisa dijual," jelas Aminah.
Dari kondisi itu, Aminah lantas berpikir, bagaimana caranya membuat daun semanggi bisa dimanfaatkan lebih lama. Tahun 2011, dia bergabung dengan Pahlawan Ekonomi. Di sana, Aminah tertantang untuk berinovasi. Dia punya keinginan melayani penyuka semanggi meski tidak datang di Surabaya. Tepatnya membuat semanggi instan. Kebetulan, Aminah pernah punya pengalaman mengeringkan semanggi.