Lihat ke Halaman Asli

Agus UmbuSorung

Agus Umbu sorung

Cintaku pada Humba-Bumi Marapu 1

Diperbarui: 22 Mei 2022   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*CINTAKU pada HUMBA - BUMI MARAPU -1*
"Agus Umbu Sorung"

*Aku terlahir di Humba - Bumi Marapu*

Tidak ada seorang pun mengusik dan mengatur dirinya terlahir kapan dan dimana. Kehadiran setiap insan di dunia adalah misteri. Syukur kepadaMu Sang Pemilik kehidupan dan segenap alam semesta. Engkau Sang Maha Misteri.

Orangtuaku, diberkati oleh Sang Maha Misteri untuk menjadi perantara kehadiranku. Terimakasih Ina Ama, dan seluruh leluhur para pendahulu dalam suku kedua orangtuaku.

Darimu Orangtuaku, aku terlahir pada saat itu, hadir di tanah Humba - Bumi Marapu. Tanah tumpah darahku, tali pusat dan ari-ari ku ditanam di tanah bumi ini, lalu aku tumbuh kembang sebagai seorang anak manusia.

Dalam keluarga, tetangga, kampung halaman, aku dibentuk menjadi putra Humba di Bumi Marapu dengan adat budaya dan alam lingkungan ini. Aku kertas putih yang ditulisi pengalaman sejak dalam kandungan oleh Orangtua, keluarga dan alam lingkungan di tanah Humba - Bumi Marapu. Aku sama dengan semua saudara sebagai sosok manusia, tetapi aku juga unik dan hanya satu di antara semua saudara ciptaan; baik di Tanah Humba - Bumi Marapu. Syukur kepada Sang Pencipta dan terimakasih kepadamu sesamaku serta segenap isi alam semesta.

Sebagai ungkapan cinta dan banggaku pada Tanah Humba - Bumi Marapu, dan usaha mengenal diri dan kehidupan yang misteri ini, saya belajar menulis pengalamanku tentang warisan luhur adat budaya Humba. Hal istimewa yang saya alami dan banggakan, baik dalam lingkungan keluarga, maupun komunitas saudaraku di masyarakat Humba - Bumi Marapu.

Semakin tumbuh berkembang, umur semakin bertambah, ada cinta, bangga dan rindu damba terhadap segala pengalaman, khususnya tentang keunikan alam dan adat budaya di Tanah Humba - Bumi Marapu. Maka, saya terdorrong menuliskan semua pengalaman tersebut.

Kulihat Ibuku, para saudariku, perempuan Humba berkarya, mengenakan sarung yang indah, menganyam kehidupan dalam rumah tangga dan di sawah ladang. Kusaksikan bapa, saudara dan para lelaki, para pemangku adat, pemuka agama dan tokoh masyarakat Humba, menjaga dan menjalankan ritual adat budaya, mengelola alam lingkungan dan menjaga keberlanjutan hidup sejak zaman leluhur hingga sekarang.

Aku semakin cinta dan bangga, bahwa aku putra generasi pewaris Tanah Humba - Bumi Marapu.
Syukurku pada Sang Pencipta, hormat terimakasih para leluhur, terima kasih padamu orang tua dan semua sanak keluarga, terimakasih kepadamu semua penjasa dan sesama saudara, terimakasih alam lingkungan di Tanah Sumba - Bumi Marapu. Semoga tulisanku menjadi satu wujud syukurku dan bentuk terimakasihku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline