Lihat ke Halaman Asli

agustus fajar

Saya berprofesi sebagai Pekerja Sosial.

Peran Pekerja Sosial: Strategi Menghadapi Siswa yang Tidak Diterima di Sekolah Negeri Diinginkan

Diperbarui: 17 Juni 2023   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: agustus fajar

Peran Pekerja Sosial: Strategi Menghadapi Siswa yang Tidak Diterima di Sekolah Negeri Diinginkan
Kota Bandung, 11 Juni 2023 -

Setiap tahun, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi momen penting bagi para orangtua dan siswa dalam menentukan sekolah yang akan mereka tuju. Namun, tidak selalu segalanya berjalan sesuai harapan. Dalam kasus seperti itu, bagaimana kita sebagai orangtua dapat menghadapi dampak dari PPDB terhadap anak yang ternyata tidak diterima di sekolah negeri yang diinginkan?

Ada pengalaman menarik dari satu keluarga di Kota Bandung. Orang tua memiliki dua anak, anak pertama tahun ini naik kelas 12 di salah satu SMA swasta di Kota Bandung sebelumnya bersekolah di SMP Negeri yang dikatakan favorit pada masa sebelum adanya zonasi. Sementara anak keduanya akan memasuki kelas 10. saat ini anak kedua bersekolah di salah satu SMP negeri di Bandung. Namun, nasib berkata lain, anak keduanya tidak diterima di SMA negeri yang diinginkan. Dalam kondisi ini, keluarga ini memilih untuk melanjutkan pendidikan di sekolah swasta yang berkualitas meskipun dengan konsekuensi biaya yang lebih tinggi.

Pandangan saya sebagai seorang pekerja sosial, disadari betapa sulitnya situasi ini bagi banyak orangtua. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pekerja sosial dalam memberikan masukan kebijakan dan advokasi menghadapi dampak PPDB terhadap orangtua yang anaknya tidak masuk sekolah yang diinginkan.

Pekerja sosial memiliki peran penting dalam memberikan dukungan emosional kepada orangtua dan anak-anak yang merasa kecewa dan frustrasi. Mendengarkan dengan empati dan memberikan ruang bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran mereka. Selain itu, pekerja sosial berusaha memberikan informasi dan saran tentang alternatif sekolah yang tersedia, baik itu sekolah swasta yang berkualitas maupun program pendidikan di luar sekolah yang dapat mendukung perkembangan anak.

Memberikan masukan kebijakan dan advokasi untuk mengatasi permasalahan dampak PPDB merupakan salah satu peran yang dapat ditampilkan pekerja sosial. Terlibat dalam forum-forum diskusi dengan pihak-pihak terkait, seperti Dinas Pendidikan, untuk memberikan pandangan dari sudut pandang orangtua dan anak-anak yang terkena dampak PPDB, mengadvokasi pentingnya transparansi, keadilan, dan kesempatan yang setara dalam proses PPDB. Harapannya agar kebijakan PPDB lebih memperhatikan kebutuhan dan hak-hak anak, serta memberikan akses yang lebih luas bagi semua peserta didik.

Dalam menghadapi permasalahan PPDB, penting bagi orangtua dan siswa untuk tetap tenang dan menjaga komunikasi yang baik. Evaluasi alternatif sekolah, kunjungan ke sekolah yang dipilih, dan pertimbangan program pendidikan di luar sekolah dapat membantu dalam mengatasi situasi ini. Tetaplah berkomunikasi dengan pihak sekolah terkait, dan jika perlu, cari dukungan dari pekerja sosial atau konselor.

Selain itu, penting juga untuk mengetahui bahwa ada mekanisme pengaduan yang dapat digunakan jika ditemui ketidakadilan atau kecurangan dalam proses PPDB. Orangtua dapat mengikuti alur pengaduan yang telah ditetapkan. Mekanisme ini memberikan kesempatan bagi orangtua untuk melaporkan keluhan atau permasalahan yang mereka hadapi, sehingga dapat dicari solusi yang adil dan sesuai.

Dalam menghadapi permasalahan PPDB, penting diingat bahwa tujuan utama adalah memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Meskipun tidak masuk di sekolah negeri yang diinginkan, kesempatan untuk berkembang dan meraih potensi tetap ada. Dukunglah anak-anak kita untuk tetap bersemangat dalam mengejar impian mereka, di mana pun mereka bersekolah.

Sebagai masyarakat, perlu adanya berkomitmen bersama dalam memperbaiki sistem PPDB, memastikan transparansi, keadilan, dan kesempatan yang setara bagi semua anak. Dengan kolaborasi antara orangtua, pekerja sosial, dan pihak terkait, kita dapat menghadapi dampak PPDB dengan cara yang lebih baik, memberikan pendidikan yang layak bagi generasi penerus bangsa.

Dalam masa yang penuh tantangan ini, Keluarga harus dipastikan anak-anaknya menikmati masa anak dan saat ini masa remaja dan masih aktif dalam kegiatan keagamaan dan kegiatan lain sesuai minat dan bakatnya. Sekolah hanyalah media saja bukan tujuan yang sebenarnya. bagaimana anak-anak kita melewati masa kritis sehingga menjadi pengalaman dan pembelajaran sebagai referensi menghadapi masa depan mereka yang semakin berat tantangannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline