Lihat ke Halaman Asli

Revolusi Mental: Pemberantasan Korupsi

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

photo Koruptor_zps8263735a.jpg

Diantara banyak dimensi Revolusi Mental yang dicanangkan Jokowi, saya melihat urgensi dan yang perlu mendapat prioritas pada adalah masalah KORUPSI. Ya, saya menggunakan istilah "sistemik" dan "membudaya" untuk masalah ini. Sistemik, karena tidak bisa lagi ditangani sepotong-sepotong. Pemberantasan korupsi harus mulai dari awal pada pola perekrutan, pengembangan karir, proses kerja, hingga proses pengawasan dan evaluasi. Gak bisa di berantas jika tetap saja orang baru masuk ke sistem sudah dengan cara2 yang tidak benar (menyogok misalnya), juga jika ybs akan naik pangkat, akan mendapat penugasan atau penempatan dst. Juga menjadi kait-terkait dengan berbagai lembaga lain dala menjalankan tugas masing. Jika wakil rakyat di DPR atau DPRD merasa leloloskan sebuah anggaran adalah merupakan "Jasa" mereka dan bukan dilakukannya demi kepentingan rakyat yang diwakilinya, kita sudah tahu akan seperti apa anggaran tersebut jadinya. Jangan harapkan akan ada optimasi kepentingan rakyat atau semangat efisiensi disana. Istilah "Membudaya" sesungguhnya akan lebih baik jika digunakan dalam konotasi positif. Korupsi itu negatif dan memang bukan sesuatu yang kita banggakan, namun saya cenderung tetap menggunakannya agar mengingatkan kita betapa korupsi itu sudah merasuk kehampir seluruh lini kehidupan bernegara kita. Bahkan institusi2 penjaga moral pun seperti institusi pendidikan, agama dan hukum sudah terlibat dalam juga. Makanya tak heran jika kita akan menemukan korupsi dana2 pendidikan, haji, bahkan pencetakan Al Quran pun dikorupsi. Juga keadilan yang hanya berlaku bagi orang2 yang punya uang. Bagi saya ini masalah sebuah pengakuan dan kejujuran melihat masalah yang sudah sedeikian PARAH (sehingga dimata orang yang melihat, ini sudah demikian membudaya). Pengakuan atas kondisi kita yang susungguhnya ini yang akan membangkitkan kita untuk berubah. Memperhalus atau bahkan menutup-nutupi tak akan menyelesaikan masalah kita dengan segera. Dan, dari ana semua kekusutan itu harus dimulai diuraikan ? Dari atas. Kita butuh peimpin yang BERSIH yang dapat memberi contoh teladan dan jika peimpin itu bersih ia akan dapat bertindak TEGAS terhadap bawahannya yang tidak (atau tidak mau) berubah dan mendukung perubahan negeri ini menjadi lebih baik. Korupsi sudah seperti "Narkoba" yang dapat menghancurkan perlahan bangsa ini. Sekarang kita sudah melihat ketertinggalan kita dibandingkan negara-negara tetangga. Mari segera berbenah. Berantas KORUPSI..!! Salam Revolusi Mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline