Lihat ke Halaman Asli

Terima kasih Pak Prabowo: Pilpres Kali Ini Sangat Menghibur

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

photo PestaDemokrasi_zpsaefb902e.jpg

Banyak hal terjadi dalam beberapa hari terakhir ini seputar Pilpres. Dan, walau terkesan serius, banyak sekali hal-hal lucu yang terjadi sehingga bisa dianggap sebagai hiburan juga. Ada gugatan yang jika diikuti bunyi gugatannya dengan menambahkan kekurangan suara Prahara (sebesar 1,2 juta suara) dan pengurangan suara Jokowi-JK yang katanya digelembungkan (sebesar 1,5 juta suara) tetap aja menang Jokowi-JK jauuuh. Hal itu mungkin patut dinominasikan dan dipilih sebagai lawakan ilmiah dibidang matematika terlucu, tahun ini. Ada Pidato yang emosional diforum "Hukum" (bukan diforum politik atau kampanye) yang berisi curhat merasa disakiti dan menuduh negeri ini adalah negeri yang Totaliter. Fasis dan Komunis; kumpliiiittt.. Lucuu bingiiit karena justru baru kali ini sebagian besar rakyat merasakan sebuah proses pemilu yang demikian transparan dan rakyat demikian bebas memilih bahkan menyuarakan dukungannya tanpa rasa takut, tanpa tertekan, tanpa ancaman dinegara yang katanya Totaliter, Fasis dan Komunis. Ada Ancaman, akan membentuk milisi, melakukan Poeple Power, menangkap dan menculik Ketua KPU, bahkan mau membakar Istana Negara, serta mau mati aja jika Prabowo kalah di MK atau jika negeri ini dipimpin Jokowi yang simply menunjukkan siapa sesungguhnya dan seperti apa Politisi Koalisi No.1 itu dan para pendukungnya. Udah begitu, mereka pula yang katanya merasa terancam; gimana gak lucu ? Ada Persidangan MK, yang katanya akan didukung oleh 2000 Advokat ternyata hanya ada beberapa dan itu pun tak semua tanda-tangan surat kuasa. Ada 10 Truk Dokumen Bukti yang tiba-tiba saat pengajuan mengkeret tinggal 4 bundel kertas saja, itu pun belum jelas isinya apa. Ada 10.000 saksi yang katanya siap untuk memberikan kesaksian atas terjadinya kecurangan yang masif, terstruktur san sistematis, tenyata saat diberi kesempatan mengajukan saksi2 di muka Pengadilan, saksi2nya pada plonga-plongo dan bingung karena ternyata "Tidak Menyaksikan" dan hanya berdasarkan "katanya2 doank" itu pun sumber-sumbernya gak jelas. Semua hal-hal di atas sungguh-sungguh sebuah gadelan hukum yang patut masuk dalam buku "Mati ketawa ala Lawyer tahun 2014." Masih gak puas bercanda dengan sesama manusia, para pendukung Prahara pun bercanda dengan Tuhan dengan menyebutkan Prabowo sebagai titisan Allah SWT dan mendesak Allah untuk memenangkan Prabowo dalam Pilpres ini. Entah bagaimana becandaan atau lelucon seperti ini bisa dilontarkan oleh Kubu No.1 (karena saya yakin tidak mungkin jika mereka berakal sehat atau beragama dengan baik akan mengatakannya dengan serius atau sungguh-sungguh) sementara kali ini bisa jadi, hal itu sepertinya terdengar sangat tidak lucu dikalangan umat beragama di negeri ini. Lucunya, yang mengucapkan kata-kata itu justru orang2 yang berlabel "agamis" dikubu Prahara. Akh.. yaudahlah. Mungkin memang kita rakyat negeri ini harus berterima kasih pada Prahara atas hiburan segar yang disuguhkan dipentas Politik Nasional yang berubah jadi pentas dagelan nasional ini, khususnya setelah berlangsungnya Pilpres tanggal 9 Juli 2014 lalu dangan lancar, terbuka (transparan), keterlibatan rakyat yang luar biasa (atusias) dan dengan damai. Hari ini MK akan melanjutkan sidangnya. Selamat bersidang dan silahkan, dilanjutkan Pak, dagelannya.. Kita akan dengan senang hati mengikuti kok; lumayan buat hiburan dalam kehidupan yang sudah mulai berputar kencang seperti biasa ini. Jadi sambil monitor, kita akan mulai lagi sekolah, kuliah, bekerja, dan berkarya seperti biasa untuk kejayaan negeri ini. Tolong khabari ya, Pak, jika nanti sudah ketemu bukti2 kuat nya atas kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis dan kalau sudah ketemu hitung2annya darimana angka kemenangannya itu diperoleh. Sementara saya mau kerja dulu. Mulai sibuk dan banyak kerjaan nih minggu ini.. Salam INDONESIA RAYA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline