Lihat ke Halaman Asli

IDT, dan Kenyataan Jadi Asing di Negeri Sendiri!

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Salam Olahraga Dan Selamat menjalankan Rutinitas Ramadhan, bagi yg melaksanakannya.

Pada awal mendengar penyebutan IDT saat promo Tour Asia Arsenal ke Indonesia, sy sempat penasaran sekali.
Bagaimana tidak, Istilah IDT yg bila diartikan adalah Tim Impian Bangsa Indonesia adalah wujud obsesi Pengurus Bola Indonesia untuk membuktikan keseriusan kerjanya dlm memberikan hiburan yg menyenangkan bagi anak bangsa, khususnya mayoritas yg katanya suporter sejati sampe mati.

Namun seiring berjalannya waktu, kenyataan itu ternyata jauh dari apa yg sebenarnya menjadi impian mereka. Entah karna keberatan nama, atau salah hitungan hari kelahirannya. TpYg jelas faktanya IDT tak lebih dari IST atau Indonesia Student Team, yg masih ingin selalu belajar dan belajar lg demi mendapatkan pengalaman berharga dari Club Remaja Arsenal.

Terlepas dari itu semua, yg menurut sy sgt memprihatinkan adalah dukungan dari mayoritas suporter Indonesia, yg katanya Cinta Timnas, bahkan ada yg bilang DUKUNG TIMNAS SAMPE MATI, atau INI TIMNASKU, TIMNASMU MANA, dan sebangsanya, ternyata itu semua hanyalah mimpi mereka.
Kenyataan dilapangan yg datang ke stadion adalah selalu suporter Tim Tamu, meski main di Indonesia.
Lihat ketika lawan Belanda, yg di stadion mayoritas pendukung Belanda, pun juga kemaren malam waktu laga IDT vs Arsenal, mayoritas Pendukung Arsenal, bukan yg seperti yg mereka gembar gemborkan bahwa stadion selalu penuh ketika Timnas maen, setelah kelompok mereka menguasai PSSI.

Apa yg membuat bangga, kalo ternyata yg memenuhi stadion itu justru suporter Tim lawan, yg justru menjadikan IDT seperti maen diluar kandang. Tanpa semangat, minder, dan seperti disoraki ky Topeng Monyet???

Bangun Brow! Jgn cm mi. Ternyata suporter Timnas pasca Rekonsiliasi malah lebih sepi, cm bedanya sekarang suporter Lawan semakin lebih banyak dari anda.
Kasihanilah Pemaen Pujaan anda, yg butuh dukungan nyata bukan cm mimpi.
Kalah Menang bukan soal, yg penting tidak kalah melulu sprt sekarang!
Terus belajar jg bagus, tp jgn terus2an belajar dari kekalahan. Sekali kali perlu belajar menang.
Cari pengalaman berharga boleh se banyak2nya, tp jgn pengalaman kalah aja dong! Kali2 Pengalaman Menang kek, seri kek....

Salam Belajar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline