Ini artikel kedua yang terinspirasi dari kasus Gus Miftah dengan Sunhaji, penjual es teh yang terlanjur viral. Selain Gus Miftah yang disorot tajam, sosok yang duduk di sisi kanannya pun ikut menuai sorotan pasca tertawanya yang dianggap kurang pantas. Pantauan penulis di beberapa chanel youtube, video viral ini telah diparodikan beberapa kali. Selain selebgram, pelawak seperti Andre, Wendi Cagur dan Aden Bajaj bahkan tampil di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Andre berperan sebagai Sunhaji, Wendi sebagai Gus Miftah dan Aden sebagai Kyai Usman.
Di artikel kali ini kami merasa perlu mengingatkan kembali bahwa sesungguhnya tertawa pun mendapat perhatian dari banyak ulama. Al Faqih Abul Laits As-Samarqandi bahkan menulis bab "Perihal Tertawa yang Dilarang" dalam kitabnya yang fenomenal berjudul Tanbihul Ghofilin. Bukan kebetulan jika kitab setebal 1008 halaman edisi bahasa Indonesia dan berisi 92 bab ini menempatkan bab "Perihal Tertawa yang Dilarang" sebelum bab Perihal "Amarah" dan "Menjaga Lisan".
Ulama adalah Garam Bumi
Di antara hal menarik di awal pembahasannya, Al Faqih mengutip riwayat yang sumbernya disandarkan kepada Nabi Isa alaihissalam (as). Riwayat yang bersumber dari Sufyan bin Umaiyah ini memberikan perumpamaan "garam bumi" kepada kaumnya dari kalangan Hawariyyun.
Nabi Isa as di antaranya menyebut dua kebodohan pada mereka yaitu tertawa terbahak-bahak dan tidur hingga pagi tanpa mengerjakan salat malam.
Al Faqih lalu menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan garam bumi adalah pemuka agama/ulama, di mana keberadaan mereka adalah sebagai teladan dan penunjuk jalan yang benar bagi masyarakat. Seumpama garam jika sudah rusak (bila mereka berhenti dari memfungsikan dirinya atau bahkan meninggalkan jalan yang benar), lantas siapakah yang menjadi teladan dari orang-orang yang awam.
Lalu bagaimana dengan tertawa terbahak-bahak? Menurut Al Faqih, hal ini adalah sesuatu yang kurang baik (makruh), sebab itu bagian dari kebiasaan orang-orang bodoh. Adapun tidur hingga pagi tanpa bangun untuk salat malam adalah bagian dari kedunguan.
Tiga Kelompok Orang yang Tertawa Terbahak-bahak
Ada kisah menarik yang bersumber dari riwayat Ibnu Umar ra tentang teguran Nabi saw saat bertemu dengan tiga kelompok orang yang tertawa terbahak-bahak. Saat bertemu dengan kelompok yang pertama, beliau mengingatkan agar mereka lebih banyak mengingat sesuatu yang melenyapkan kelezatan yaitu maut. Selanjutnya saat bertemu dengan kelompok yang kedua, beliau memperingatkan bahwa andaikan mereka mengetahui apa yang beliau ketahui maka mereka akan banyak menangis dan sedikit tertawa. Berikutnya saat bertemu dengan kelompok ketiga yang juga tertawa terbahak-bahak, beliau mengucapkan salam lalu berkata bahwa Islam itu awal mulanya asing maka beruntunglah orang-orang asing itu yaitu mereka yang menyeru pada kebaikan di tengah-tengah masyarakat yang rusak.
Amanat Nabi Khidir as: Jangan Mentertawai Orang yang Berbuat Salah