Masih ingat Slobodan Milosevic? Dia adalah Presiden Serbia yang menjabat antara 1989-1997 atau bertepatan dengan masa-masa pemusnahan massal (genosida) oleh Serbia di Kosovo dan Bosnia-Herzegovina.
Meski berperan menjadi arsitek genosida, ia tetap melenggang menduduki kursi kepresidenan Yugoslavia pada tahun 1997 hingga 2000. Saat itu federasi Yugoslavia tinggal menyisakan dua negara bagian yaitu Serbia dan Montenegro plus satu provinsi otonom Vojvodina. Empat negara bagian lainnya yaitu Kroasia, Slovenia, Macedonia dan Bosnia-Herzegovina serta provinsi otonom Kosovo telah menyatakan melepaskan diri dari federasi Yugoslavia.
Penulis tertarik saat membaca biografi Milosevic. Ia ternyata berlatar belakang pendidikan Ilmu Hukum. Lebih menarik lagi karena hal itu ia raih dalam keadaan serba keterbatasan sebagai anak yatim-piatu. Hal menarik lainnya adalah manuvernya di tengah gejolak persaingan ideologi Komunis dan Nasionalis. Berikutnya, meskipun ia berada di balik genosida di Kosovo dan Bosnia-Herzegovina ia tetap melenggang nyaman ke kursi kepresidenan Yugoslavia.
Manuvernya baru berhenti setelah ia turun dari kursi kepresidenan Yugoslavia. Ironi politik pun terjadi saat dirinya pertama kali ditangkap justru oleh negara yang pernah dipimpinnya. Ia tidak berdaya menahan kehendak zaman yang memaksanya menghuni ruangan di balik jeruji besi. Di sana pulalah ia menghembuskan nafas terakhir, di dalam ruangan yang sempit dan lembab. Bukan di istana kepresidenan mewah yang pernah dinikmatinya selama lebih dari satu dasawarsa.
Lalu bagaimana kisah hidup Milosevic? Meski lebih singkat dari biografi sesungguhnya, kami mencoba menyusunnya secara sistematis dan kronologis dengan tujuan mendapatkan pelajaran berharga. Bagi mereka yang saat ini menduduki kursi kepresidenan, belajarlah dari kisah hidup Milosevic. Seseorang yang pernah menjadi pemimpin tertinggi negara justru ditahan oleh negara yang pernah dipimpinnya.
Milosevic adalah contoh anak muda yang mestinya bisa menikmati perjuangan hidupnya di usia tuanya sehubungan dengan karirnya yang cemerlang meski di tengah keterbatasan. Milosevic adalah representasi pemimpin yang tenggelam dalam lautan ambisi yang ombaknya ia ciptakan sendiri. Padahal andaikan ambisi itu ia ubah menjadi cita-cita mulia dengan menghargai kemanusiaan maka ia bisa saja bersantai di atas bahtera yang berlayar di samudera yang tenang. Lalu namanya dikenang abadi dari generasi ke generasi, layaknya pendahulunya, Josip Broz Tito. Berikut kami sajikan kisah hidup Slobodan Milosevic yang kami sarikan dari beberapa sumber.
Masa Kecil yang Tak Bahagia
Slobodan Milosevic---akrab dipanggil Slobo di keluarganya---dilahirkan di Pozarevac, Serbia pada 20 Agustus 1941. Ayahnya yang bernama Svetozar bekerja sebagai guru Teologi Ortodoks Timur di Montenegro. Meski berdarah Montenegro dari garis ayah, tetapi Slobo jarang sekali menjenguk keluarganya di sana. Ibu Slobo bernama Stanislava, juga seorang guru sekaligus aktivis Partai Komunis.
Nama Slobo sendiri bermakna kebebasan atau kemerdekaan. Itulah sebabnya sejak kecil, orang tuanya sudah memperdengarkan puisi-puisi kepahlawanan kepada Slobo, begitupun kisah-kisah kepahlawanan. Slobo kemudian mengagumi sosok pahlawan pembebas seperti Pangeran Marko yang mampu membunuh naga dan prajurit-prajurit Turki. Saat kuliah, Slobo mengagumi Pangeran Milos Obrenovic, seorang pejuang anti-Turki. Kelak, nama Marko dan Milos kemudian dilekatkan pada dirinya dan putranya, Slobodan Milosevic dan Marko Milosevic.
Kita kembali pada kehidupan keluarga Slobo kecil yang bisa dikatakan kurang bahagia. Sejak usia 5 tahun, ayah dan ibunya sudah berpisah. Ayahnya memutuskan pergi dan tinggal di Montenegro bersama saudara laki-laki Slobo, sedangkan Slobo tetap tinggal bersama ibunya di Serbia.