Lihat ke Halaman Asli

Agussalim Ibnu Hamzah

Historia Magistra Vitae

Pasca Debat Cawapres 2024: Kontroversi Penggunaan Istilah Sulit dalam Debat

Diperbarui: 27 Desember 2023   04:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debat Cawapres Jumat malam, 22 Desember 2023 (sumber: video Kompas.com)

Istilah SGIE masih ramai diperbincangkan di media sosial, terutama di platform Youtube. Hal ini terkait kontroversi penggunaan istilah yang tidak familiar saat Gibran bertanya tentang SGIE kepada Muhaimin saat Debat Cawapres pada Jumat,  22 Desember 2023 lalu. Selain kepada Muhaimin, Cawapres pasangan Prabowo ini juga bertanya kepada Mahfud MD tentang carbon capture and storage. Sebagian kalangan menyebut bahwa pertanyaan seperti itu adalah hal biasa, sebagian lagi menyatakan bahwa pertanyaan Gibran sengaja diajukan untuk menjatuhkan lawan.

Penggunaan Istilah Sulit Menurunkan Esensi dan Kualitas Debat

Analis Komunikasi Politik Universitas Padjajaran (Unpad), Kunto Adi Wibowo menjelaskan bahwa penggunaan istilah asing atau singkatan tanpa penjelasan lebih lanjut akan menihilkan esensi debat. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Gibran hanya taktik untuk membingungkan lawan. Bahkan ia menyatakan bahwa taktik ini mirip dengan yang dilakukan oleh ayahnya pada Debat Capres 2019 saat ia menanyakan tentang TPID dan Unicorn kepada lawan debatnya. Masih menurut Kunto, penggunaan istilah awam dalam debat membuat orang terfokus dalam istilah tersebut sehingga tidak membahas hal yang substansial seperti kebijakan fiskal atau kebijakan makro.

Pendapat bahwa penggunaan istilah sulit akan menurunkan kualitas debat juga dikemukakan oleh Pengamat Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam. Menurut Direktur Eksekutif Indo Strategic ini, menjelaskan bahwa pertanyaan terkait pemahaman, substansi dan filosofi kebijakan lebih penting diajukan. Ia mengatakan bermain diksi tak tertebak seharusnya dihindari saat debat capres-cawapres.

Hal yang sama diungkapkan oleh Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto. Menurutnya, pertanyaan seperti yang diajukan oleh Gibran akan menurunkan kualiatas debat. Ia bahkan khawatir pertanyaan seperti itu hanya akan melahirkan capres-cawapres yang hanya akan menghafal singkatan.

Senada dengan kedua pendapat sebelumnya, Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi mengutip pendapat sebagian netizen juga menyatakan bahwa penggunaan SGIE oleh Gibran tidak relevan dengan level seorang calon wakil presiden. Begitupun Pakar Politik, Hanta Yudha yang secara umum memuji penampilan Gibran kecuali penggunaan istilah SGIE yang dianggapnya tidak perlu, karena ini belum tentu efektif untuk meningkatkan citra positif dirinya.

Tanggapan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Polemik tentang penggunaan istilah sulit oleh Gibran juga menuai polemik dari pihak lawannya saat debat. Dalam konferensi pers pasca debat, didampingi Capres Anies Baswedan, Muhaimin menjelaskan bahwa ia mengaku lupa dengan singkatan yang ditanyakan oleh Gibran karena begitu banyaknya singkatan. Tetapi ia menyatakan bahwa pertanyaan ini hal yang biasa yang penting kita mengerti substansinya.

Anies-Muhaimin saat konferensi pers pasca debat (sumber: video Tribunnews)

Capres Anies Baswedan membela pasangannya. Ia menjelaskan bahwa jika pertanyaannya menyangkut terminologi teknis, jawabannya bisa dicari melalui Google. Tetapi yang dibutuhkan di tingkat kepemimpinan nasional adalah hal-hal yang substantif. Ia lalu menambahkan bahwa pertanyaan itu sah tetapi publik bisa menilai kualitas pertanyaannya lebih merupakan aspek technicality bukan substansi. Padahal makin tinggi posisi makin berfokus pada substansi dan pada tingkat kepemimpinan nasional adalah tingkat substansi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline