Hingga kini konflik terbuka Israel-Hamas telah berlangsung lebih dari sebulan sejak Operasi Badai Al-Aqsha digelar oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Meski demikian, masih ada tanda tanya bagi sebagian publik dunia terkait Hamas.
Tidak sedikit yang bahkan mempertanyakan ideologi milisi Islam ini sehubungan dengan dukungan penuh yang ditunjukkan oleh Iran, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman. Inilah yang menjadi alasan mereka yang tidak paham sejarah Hamas kemudian menuduh mereka seideologi dengan para pendukung utamanya.
Alasan lain mempertanyakan ideologi Hamas terkait dengan banyaknya korban jiwa dari kalangan sipil pasca mereka memulai perang besar dengan Israel. Sebagaimana diklaim pihak Israel bahwa serangan Hamas yang dikenal dengan Operasi Badai Al-Aqsha itu telah menyebabkan 1.400 warga mereka tewas dan 240 disandera oleh Hamas. Pembalasan Israel sendiri dengan memborbardir kota Gaza dan akibat serangan darat ke wilayah Gaza telah menewaskan lebih dari 10.000 warga sipil.
Perang tahun 2023 ini sesungguhnya bukan konflik terbuka pertama antara Israel dengan Hamas. Satu dekade sebelumnya, yakni tahun 2013 Israel juga pernah melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza.
Serangan ini merupakan reaksi Israel atas serangan roket Hamas ke kota Sderot yang bertepatan dengan kunjungan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama ke Israel. Serangan balasan Israel pada 3 April 2013 itu menewaskan 160 warga Gaza dan melukai sekitar 1.200 lainnya.
Sejarah Berdirinya Hamas
Cikal bakal Hamas adalah Al-Mujamma' al-Islami yang dibentuk pada 14 Desember 1987 dan secara resmi berdiri melalui Piagam Hamas pada 18 Agustus 1988 oleh Syaikh Ahmad Yassin. Ulama kharismatik Palestina yang kala itu berusia 53 tahun juga menggalang kekuatan melalui ulama-ulama Palestina lainnya.
Hamas sendiri merupakan singkatan dari bahasa Arab yang mengandung arti Gerakan Perlawanan Islam (Harakah al-Muqawwamah al-Islamiyyah). Setelah menelusuri beberapa sumber, diketahui bahwa Hamas lahir sebagai respon atas semakin meluasnya gerakan intifadhah di Palestina. Seruan utama Syaikh Ahmad Yassin pada hari lahir Hamas adalah rakyat Palestina harus bersatu melawan militer Israel.
Selain respon terhadap meluasnya intifadhah, Hamas juga didirikan sebagai perwujudan kekecewaan terhadap strategi diplomasi yang sebelumnya dilakukan oleh Palestine Liberation Organization (PLO) yang dipimpin oleh Yasser Arafat atau Abu Ammar.
Strategi diplomasi PLO dinilai oleh Hamas lebih banyak merugikan rakyat Palestina dan sebaliknya justru menguntungkan Israel. Dengan demikian, Hamas juga tidak sepaham dengan Fatah yang menjadi kekuatan utama PLO.