Pada pkl. 16.30, Sabtu, 8 Februari 2020 mendung mengapung di atas Bukit Rebo, Sungailiat. Hujan ataupun gerimis tipis-tipis adalah keniscayaan untuk malam hari, jika kepekatan menjadi tolok ukur.
Akan tetapi, cuaca tidak perlu dibaca atau diukur dengan tolok-tolokan atau apalah oleh para pengunjung Puri Tri Agung, Jalan Nirwana Pantai Tikus. Sore itu perayaan Cap Go Meh 2571 akan lebih aduhai dinikmati dengan teduh, dan angin pantai yang terus-menerus mengibarkan bendera merah-putih dan umbul-umbul.
Ya, seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Cap Go Meh diselenggarakan di pagoda yang diresmikan pada 16 Januari 2015, bahkan telah menjadi agenda pariwisata Kab. Bangka, sehingga publisitasnya telah disiarkan media lokal pada Senin, 3 Februari. Pihak penyelenggaranya adalah Yayasan Bangka Jaya Lestari.
Perayaan Cap Go Meh akan dimulai pada pkl. 17.00, dan terbuka untuk umum, baik anak-anak maupun kakek-nenek. Sebagian pengunjung memanfaatkan waktu, cuaca, dan suasana dengan berfoto-foto, apalagi bagi mereka yang memang baru satu-dua kali berkunjung.
Batas horison di kejauhan. Mercusuar tua yang masih berfungsi. Batu-batu granit. Panorama pesisir terlihat sangat jelas karena posisi Puri Tri Agung memang cukup tinggi dan mengarah ke laut.
Atau sebaliknya. Anak tangga menuju pelataran puri bisa menjadi tempat alternatif untuk berfoto dengan latar patung Budha dan Puri Tri Agung yang berarsitektur sangat aduhai. Latar Bukit Betung yang hijau dan lansekap sekitar yang banyak tumbuhan hijau semakin menguatkan tampilan pagoda.
Di samping itu, ada juga tempat berfoto yang telah disediakan oleh panitia. Sebuah bidang vertikal ukuran 2 m X 2 m dengan cetakan bertuliskan "Cap Go Meh Puri Tri Agung, 8 Februari 2020" serta nuansa merah. Di atas tergantung lampu-lampu bulat, yang akan aduhai jika pada malam hari.
Waktu pun melaju hingga mendekati acara pembukaan. Pkl. 17.00. Pihak puri mengadakan doa bersama. Aroma dupa sudah menyapa para pengunjung sejak tiba di pelataran puri, tepatnya di bawah patung Budha dan satu di belakangnya, apalagi angin menyebarkannya dengan leluasa.
Bagi para pengunjung yang tidak mengikuti sembahyang, di pelataran telah menunggu kursi-kursi plastik untuk memangku. Ada yang berada di samping panggung atau sebelah kanan ketika masuk ke pelataran. Ada juga di sebelah kiri.
Pada sisi sebelah kiri juga tersedia makanan-minuman gratis. Lontong "Cap Go Meh", bubur kacang hijau, thewfu fa (kembang tahu) dengan kuah jahe yang sedap, air putih dalam kemasan gelas plastik, tiga tenda kopi nasional, dan satu tenda permen nasional.
Pada pkl. 17.45 acara sembahyang bersama selesai. Musik barongsai berbunyi. Para pemainnya merupakan kelompok barongsai "Bodhi Dharma Shaolin" yang sangat terkenal karena pernah memenangkan kejuaraan tonggak barongsai tingkat dunia di Ancol, Jakarta (2016), kejuaraan barongsai tingkat dunia di Malaysia, bahkan dalam kejuaraan dunia MGM di Macau (2016), dan di negara-negara lainnya.