Lihat ke Halaman Asli

Agustinus Wahyono

TERVERIFIKASI

Penganggur

Menyelamatkan Ikan yang Tenggelam di TPA

Diperbarui: 4 Maret 2019   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Vrendy

Minggu, 3/3/2019 saya terlibat dalam misi "menyelamatkan ikan yang tenggelam" di daerah yang dikenal oleh sebagian orang Balikpapan dengan nama "TPA", Manggar, Balikpapan Timur. Spontanitas saja karena ajakan Alfiansyah dan Vrendy Zulianang. Anggota tim lainnya, yaitu Nur Choiri, berhalangan. Mertuanya sedang beranjangsana ke rumahnya.

"Menyelamatkan ikan yang tenggelam"? Ya, supaya terkesan heroik saja dibandingkan dengan kata "mancing" . He-he-he-he.

Saya hanya memenuhi ajakan kedua putera Balikpapan dalam mancing-memancing setelah dari sekitar rumah Alfian di dekat jembatan Manggar pada Kamis, 27/12/2018. Maksud saya, mohon jangan menanyakan tempat pemancingan di Kota Minyak karena saya pendatang. Dan, hobi yang menyenangkan sejak SD satu ini, sebenarnya, sudah saya kesampingkan agar saya bisa lebih sering berada di rumah.

Jalan ke Tempat Pemancingan
Adalah TPA, sebutan tempat pemancingan yang dikenal oleh sebagian orang Balikpapan, berlokasi sekitar 3-4 km dari tempat pembuangan akhir untuk sampah Kota Balikpapan, dan satu jalan awal menuju ke tempat pemancingan tersebut memang satu arah. TPA bukanlah singkatan dari Tempat Pemancingan Apalah.

Screeshot pribadi

Jalan menuju ke sana berada dekat Kompi Senapan B/Yonif 006/Raider/Kodam VI Mulawarman. Dari arah Sepinggan menuju Pantai Manggar, berarti jalan itu berada di sebelah kiri Jalan Mulawarman, dan setelah kompi. Nama jalannya Proklamasi.

Screeshot pribadi

Dari jalan masuk (Jl. Proklamasi) ke tempat pemancingan tersebut berjarak sekitar 5 km. Jalan aspal sampai pertigaan Masjid Tajril Mujahirin berjarak sekitar 3 km. Dari pertigaan itu, ambil jalan ke kanan, yang kemudian terlihat kondisinya masih berupa tanah merah dalam kondisi tidak bagus, dan tiba di tempat berjaraksekitar 2 km. 

Screeshot pribadi

Baru pertama kali (Minggu, 3/3) saya ke situ. Sebuah sungai dengan kelebaran sedang--kira-kira 65 m, dengan nama "Sungai Manggar", dan menerus hingga ke hilir yang melewati tepian Kampung Nelayan atau dekat rumah Alfian.

Suasana
Bakau atau mangrove merupakan pemandangan paling dominan di tepian Sungai Manggar itu. Beberapa anak kepiting bakau ("ketem remangok" istilah orang kampung halaman saya) memanjati akar-akar bakau. Seekor burung pencari ikan melompati akar-akar bakau.

Dok. Pribadi

Dok. Pribadi

Dok. Pribadi

Beberapa bangau putih melintas di atas sungai sehingga tampak indah pantulannya di permukaan air sungai yang tidak bening itu. Serombongan ikan belanak berarak ke sana-sini. Satu-dua ubur-ubur mungil bergerak ke kanan anjungan. Senandung perkutut dan kutilang liar begitu merdu di antara pepohonan mangrove.

Dengan sebuah perahu seorang nelayan sedang menarik pukat di tengah sungai. Entah ikan apa yang diperolehnya. Satu-dua perahu kayu bermesin melintas.

Pagi itu susana memang sepi, padahal Minggu. Biasanya, kata Alfian, cukup ramai pemancing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline