Lihat ke Halaman Asli

Agustinus Wahyono

TERVERIFIKASI

Penganggur

Tulisan Apa Ini?

Diperbarui: 10 Februari 2019   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Gaes, pernah, tidak, ngalamin, tulisan ditertawakan secara langsung oleh tiga orang "senior" dan di hadapan lebih sepuluh orang peserta?

Jelasnya, komentar mereka, "Tulisan opo iki?" Padahal, Gaes, baru pada judul dan alinea pertama. Judul yang mereka ucapkan berulang-ulang dan tertawa ngakak itu "Kisah Sedih di Warung Pojok". Padahal lagi, tulisan itu dibuat oleh peserta baru dalam sebuah pelatihan jurnalistik, Gaes.

Bisa dibayangkan, tidak, Gaes, bagaimana perasaan si pembuat tulisan?

Itu pengalaman saya sendiri, Gaes. Dulu, sih. Waktu itu saya mengikuti pelatihan jurnalistik bernama "Apresiasi Jurnalistik Mahasiswa" (AJM) yang diadakan oleh Majalah Mahasiswa Teknik "Sigma" Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Waktu itu juga saya baru bergabung setelah diterima melalui tes tertulis dan wawancara. Saya masih culun, Gaes. Masih mahasiswa baru.

Dalam acara selama tiga hari di sebuah penginapan Kaliurang saya dan peserta lainnya mendapat pembekalan terkait dengan jurnalistik, termasuk tentang kode etik jurnalistik. Para pematerinya berasal dari media massa lokal (Kedaulatan Rakyat, Bernas, dll.) dan nasional (Tempo, dll.). Ada juga praktiknya hingga membuat majalah dinding per kelompok.

Ya, itu tadi, tulisan pertama yang seketika menuai olokan. Saya mengingatnya karena itulah belajar pertama kali menjadi wartawan tingkat mahasiswa. Sebutan "Warung Pojok" itu berada di Kaliurang karena setiap peserta diwajibkan menuliskan hasil wawancara (reportase) bernarasumber dari warga sekitar.

Dinginnya malam di Kaliurang ketika saya menyelesaikan tulisan, lalu dikumpulkan oleh panitia, dan dikomentari oleh tiga orang "senior", ternyata suhu berubah secara mendadak. Panas-dingin, Gaes.

"Tulisan opo iki? Kisah sedih seperti lagunya Koes Plus saja!" Orang-orang seruangan pun tertawa, Gaes. Panitia dan peserta lainnya. Sekitar 20-an orang. Mungkin, kalau saya bercermin, seperti udang matang, deh, wajah saya, Gaes!

Dampaknya telak. Selama satu tahun saya tidak mau menulis apa pun, Gaes. Kebetulan tugas utama saya adalah membuat ilustrasi, dan kartun-karikatur. Kebetulan hanya saya yang benar-benar selalu siap-siaga ketika mendapat tugas gambar-menggambar dari pemimpin redaksi atau rekan "senior".

Saya terbiasa ikut begadang bahkan menginap di sekretariat. Kalau di indekos, ya, biasa juga karena, waktu itu, tugas utama (kuliah) saya di bidang Arsitektur. Banyak tugas gambar-menggambarnya, Gaes.

Setelah satu tahun barulah saya mau menjalankan tugas tulis-menulis sebagai wartawan mahasiswa, Gaes. Meliput di seputar kampus, misalnya acara Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus), Sepekan Teknik, dies natalis kampus, dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline