Semakin maraknya lalu lintas informasi di era Internet yang setiap harinya dikonsumsi oleh generasi muda membuat "domino effect" dalam identitas generasi muda kita. Jati diri pun terkadang terseret arus tren yang marak, terutama di dunia maya.
Apalagi hal-hal buruk lebih mudah menjadi tren yang cepat tersebar secara masif di dunia sosial media ataupun platform online lainnya. perkembangan Teknologi membuat media digital saat ini memiliki kekuatan atau efek yang luar biasa untuk membentuk identitas penggunanya atau penikmatnya. Jika tidak disikapi dengan kemampuan literasi dan logika yang baik, bukan tidak mungkin identitas generasi muda akan bergeser mengikuti apa yang sedang menjadi tren pada saat itu.
Sebenarnya hal seperti ini sudah pernah terjadi di media massa, Hanya saja media massa saat ini sudah tak seramai dahulu dalam memengaruhi identitas si pembacanya. Pada media massa ada sebuah jarak antara pengirim pesan dengan khalayak karena proses mediasi di dalamnya. Sebaliknya media digital seperti sekarang ini terutama media sosial, tampil nyaris tanpa mediasi pesan seperti media massa dahulu kala. Informasi yang didapatkan langsung diterima oleh kita tanpa proses penyaringan yang seketat media massa.
Data yang dirilis Youtube pada 2015 mencatat dalam sehari itu setidaknya terdapat 400 menit konten video yang diunggah dan Instagram pada tahun yang sama mencatat dalam sehari bahkan ada 80 juta konten yang diunggah penggunanya hanya dalam waktu sehari. Ini artinya kita sekarang hidup di dunia yang sangat banjir informasi. Andaikan kita ada dalam mangkok, kita sudah tenggelam dalam banyaknya informasi baru yang muncul dalam sehari-hari.
Identitas seorang khalayak pengguna Internet akan dikendalikan oleh konten atau tren yang tersaji secara acak di hadapannya. Karena itu jika kita sebagai generasi muda tak bisa menemukan jati diri dan teguh mempertahankan identitas Pancasila maka identitas diri kita akan terus terombang-ambing dalam pusaran arus informasi yang ada di Internet.
Maka kita sebagai pengguna harus cerdas dan teliti dalam menggunakan internet, bila tak suka sebuah konten biarkan saja dan tinggalkan konten tersebut, itu akan membunuh konten negatif. Lalu bila kita men-dislike atau mengomentari maka konten itu justru akan terus hidup karena mendapatkan respons dan begitulah algoritmanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H