Lihat ke Halaman Asli

Agustinus Maran

Guru Pelosok

Di Bawah Pohon Ketapang

Diperbarui: 24 September 2021   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di bawah pohon ketapang kata berjingkrak, merawat segala takdir menjajakan kelenguhan. Semburan cahaya yang datang mempertemukan kita, merengkuh tiap titik singgah yang hilang dan halaman penuh yang berjejal membungkus langkah dan waktu yang lelah. Haruskah kita melangkah dengan getar dan ratap yang gantung di reranting usia?  Ataukah benar, kita hanya menyimpan kekalahan dan punya sekeranjang doa di ujung mata? 

Debu-debu beterbangan menjatuhkan buah mangga. Anak-anak berebutan di tiap perempatan. Sambil menerka tanda tanya dengan sungguh, kau merangkum dan merekam kenikmatan mereka sebagai menu santap siang. 

Di bawah pohon ketapang kita saling mengelus garis tangan yang tebal setelah semusim habis di separuh mata, tinggal memacu doa yang rindang di dada. Semestinya keheningan mengalir menjadi sangkar mengurung setiap tawa. Masih saja, kekosongan yang lapang meyakini ketakmungkinan. Persis, makan siang, kenyataan berhamburan. Setumpuk koran berisi humor, seorang bocah mencuri setiap kata dan waktu yang tak dapat diterjemahkan. Jelas-jelas, itu sepi yang sia-sia. Telah lama kata-kata mengintai di subuh sunyi buat menyungkurkan kening dan membayar tunai perjalanan yang hanya sebatas dua ratus meter. Amboi, kalender jadi renta, hanya sedikit bergantian bulan dan hari yang sama. 

Di bawah pohon ketapang, kita mengenang obituari seorang bocah yang telat ke sekolah. Sedikit mencemaskan dan kasihan sambil menaruh rasa hormat, tempat semua orang mengingat dan mebaca sajak cinta yang bening. Aku menemukan uban yang rontok nempel di kerah seragammu. "Biarkan ia berbunga di atas tubuh aku," bisikmu. Kata semakin cepat berjingkrak dan sajak cinta pun semakin banyak beriringan, sepi tak lagi sia-sia di subuh sunyi.   




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline