Lihat ke Halaman Asli

Agustinus Ependi

Mahasiswa Filsafat, di Fakultas Filsafat, Universitas St. Thomas Medan

Persaudaraan Universal Menurut Cara Hidup St. Fransiskus da Asisi

Diperbarui: 13 Oktober 2023   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Persaudaraan Universal Dalam Cara Hidup Fransiskus Asisi di Era Digital

 

Abstrak: Era pemerintahan Joko Widodo, Indonesia mengalami kemajuan yang begitu pesat, baik itu dalam bidang infrastruktur dan sumber daya manusia. Kemajuan itu tentu sangat membuat perubahan dalam masyarakat, terutama dalam kehidupan sosial dan terhadap lingkungan alam. Dalam kehidupan sosial manusia mengalami krisis moral dalam hidup begitu juga dengan lingkungan alam. St. Fransiskus mendasarkan hidup persaudaraannya atas inspirasi Injil suci. Injil merupakan sebagai motor penggerak persaudaraan yang dibangunnya. Fransiskus melihat seluruh mahkluk yang ada di muka bumi sebagai ciptaan Tuhan, maka dalam kidung saudara matahari ia menyebut segala sesuatu sebagai saudara dan saudari. Untuk menjalankan itu semua tentu memiliki sikap persaudaraan yang loyalitas. Para saudara fransiskan dipanggil dan diutus untuk membawa perdamaian. Dimana ada saudara fransiskan disitu ada kedamaian.

Kata kunci: Persaudaraan, teladan, keadilan, loyalitas, perdamaian, keharmonisan.

Pendahuluan

Telah menjadi pemahaman kita bersama bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagi macam suku bangsa. Hal semacam ini mengandaikan bahwa ada kesatuan dalam masyarakat. Hal yang serupa juga dialami oleh berbagi dunia. Sebagai mahkluk yang berakal budi, manusia memiliki peran penting dalam keberlangsungan kehidupan di dunia ini. Manusia berkombinasi dalam melindungi, mempertahankan eksistensinya sebagai individu dalam hidup bersama dalam lingkungan masyarakat. [1]Namun mengingat bahwa setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda dalam mempertahankan hidupnya di dunia, maka terdapat kemungkinan bahwa konflik antara yang satu dengan yang lain. 

 

Secara khusus kita di negara Indonesia yang memiliki berbagi ragam suku bangsa, jadi sangat besar kemungkinan akan terjadi konflik antara masyarakat. Kita sangat bersyukur pada era pemerintahan Joko Widodo pada saat ini, konflik masih bisa diatasi. Walaupun kita ketahui bahwa sampai saat ini gerakan papua merdeka belum bisa di selesaikan dengan baik. Bahkan sudah banyak memakan korban jiwa, secara khusus anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia). Selain gerakan OPM ada juga di berbagai daerah di Indonesia ini mengalami konflik, misalnya terjadi pengeboman dan pembakaran Gereja serta terjadi demo akibat dari kepentingan politik.[2]

 

Dalam era pemerintahan Presiden Joko Widodo, negara Indonesia mengalami kemajuan yang begitu pesat di berbagai bidang. Kemajuan itu sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat dan ekosistem alam.  Misalnya pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur, dimana dalam pembangunan itu membuka lahan yang begitu luas. Sehingga ekosistem alam yang ada di Kalimantan mengalami gangguan. Selain alam, pembangunan IKN juga mempengaruhi pola kehidupan masyarakat adat Dayak yang ada di Kalimantan Timur. [3]Masyarakat mengalami kemerosotan dalam hidup bersaudara. Terutama dalam dunia digital ini manusia lebih asik dengan dirinya sendiri tampa memperdulikan kehidupan bersama. Bahkan dalam satu kelurga orang-orang tidak lagi mengalami keharmonisan, sebab segala sesuatu disediakan dalam dunia digital. Maka tidak mengherankan lagi bahwa jarang kita temukan terjadi perkumpulan-perkumpulan dalam suatu rumah tangga. Setiap individu lebih menyukai kehidupan pribadinya dibandingkan kehidupan sosial.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline