Lihat ke Halaman Asli

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 101-102

Diperbarui: 25 Januari 2025   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Cover Noval Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi)

Pelatihan untuk Warga

Setelah mencapai kesuksesan awal dengan panen pertama mereka, Josefa, Didimus, dan Teguh memutuskan untuk melanjutkan langkah mereka dengan melibatkan lebih banyak warga Kampung Tabonji dalam proyek pertanian yang sedang dikembangkan. Salah satu strategi yang mereka pilih adalah dengan menyelenggarakan sesi pelatihan intensif untuk warga kampung, baik yang sudah terlibat sebelumnya maupun yang baru saja tertarik untuk ikut serta.

Sesi pelatihan ini diadakan di balai desa yang ramah dengan penjelasan dari Josefa tentang visi mereka untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara yang berkelanjutan. Didimus memberikan konteks lebih dalam tentang sejarah pertanian lokal dan nilai-nilai yang harus tetap dijaga dalam pengelolaan tanah dan sumber daya alam.

"Teman-teman, kita semua telah melihat bagaimana pendekatan baru kita memberikan hasil yang memuaskan. Sekarang saatnya untuk melibatkan lebih banyak orang dalam upaya ini," kata Josefa dengan antusias. "Kami percaya bahwa dengan bekerja bersama dan menggabungkan pengetahuan kita, kita bisa mencapai hasil yang lebih baik lagi."

Beberapa warga mengangguk setuju, sementara yang lain tampak masih merenungkan kata-kata Josefa dengan hati-hati. Teguh, yang memegang peran penting dalam menjelaskan teknologi modern, melanjutkan dengan pemaparan tentang alat-alat baru dan teknik-teknik terbaru yang mereka terapkan di ladang.

"Ini adalah sensor kelembaban tanah," ujarnya sambil menunjukkan perangkat kecil di tangannya. "Dengan alat ini, kita bisa mengukur secara akurat kelembaban tanah untuk menentukan waktu yang tepat untuk irigasi. Hal ini sangat penting untuk menghemat air dan meningkatkan efisiensi pertanian kita."

Beberapa peserta pelatihan mulai bertanya-tanya, sementara yang lain tampak tertarik untuk mencoba teknologi baru ini. Didimus menambahkan, "Kita tidak hanya memperkenalkan teknologi baru, tetapi juga menjaga nilai-nilai tradisional kita dalam proses ini. Keseimbangan antara inovasi dan kearifan lokal akan membawa kemajuan yang berkelanjutan bagi kita semua."

Sesi pelatihan berlanjut dengan Teguh mempraktekkan penggunaan alat-alat modern di ladang mereka. Dia dengan sabar menjelaskan setiap langkah dan memberikan kesempatan kepada warga kampung untuk mencoba sendiri. Beberapa peserta menunjukkan keberanian untuk mencoba menggunakan sensor kelembaban tanah, sementara yang lain bertanya-tanya tentang bagaimana teknologi ini bisa diadopsi dalam skala yang lebih besar di ladang mereka.

Josefa, Didimus, dan Teguh dengan sabar menjawab setiap pertanyaan dan memastikan bahwa setiap peserta pelatihan merasa didengar dan dihargai. Mereka menyampaikan harapan bahwa kolaborasi ini tidak hanya akan membawa perubahan dalam hasil pertanian, tetapi juga memperkuat ikatan komunitas dan meningkatkan kualitas hidup bersama.

"Dengan pengetahuan baru yang kita dapatkan hari ini, saya yakin kita semua akan menjadi lebih siap untuk mengelola ladang kita sendiri dengan cara yang lebih efektif," ujar salah seorang peserta pelatihan dengan penuh semangat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline