Menyusun Rencana
Inilah saat yang menggambarkan Josefa yang mulai merancang rencana konkret untuk menerapkan pengetahuan dan temuannya dalam skala yang lebih besar di Kampung Tabonji.
Josefa duduk di ruang studi bersama Didimus dan Teguh, meja mereka dipenuhi dengan peta dan diagram ladang-ladang di sekitar kampung. Mereka berdiskusi intens tentang langkah-langkah implementasi rencana mereka.
"Baik, mari kita mulai dengan pelatihan pertama," kata Josefa sambil menunjuk pada agenda di layar laptop. "Kita perlu merencanakan sesi untuk memperkenalkan pupuk organik dan teknik irigasi efisien kepada petani. Bagaimana menurutmu, Didimus?"
Didimus, mengangguk setuju, "Kami bisa menggunakan aula desa untuk pertemuan ini. Saya yakin para petani akan tertarik untuk belajar hal baru yang bisa meningkatkan hasil panen mereka."
Teguh menambahkan, "Saya pikir juga penting untuk menunjukkan kepada mereka contoh nyata dari ladang-ladang yang kita aplikasikan teknik baru ini. Kita bisa memilih beberapa petani sebagai pilot project."
Josefa mengangguk setuju, "Benar, itu akan memberikan mereka keyakinan bahwa metode ini dapat berhasil di ladang mereka sendiri. Dan kita bisa memberikan dukungan teknis langsung selama proses implementasi."
Teguh menarik garis di peta, menandai lokasi yang mereka rencanakan untuk demonstrasi lapangan. "Saya akan mengatur tim untuk persiapan lapangan dan bahan-bahan yang diperlukan. Kita perlu memastikan semuanya siap sebelum musim tanam berikutnya."
Diskusi mereka berlanjut hingga larut malam, dengan setiap langkah direncanakan secara detail dalam catatan mereka. Mereka membahas strategi komunikasi untuk memastikan bahwa seluruh komunitas kampung terlibat dan mendukung upaya ini.
"Kita juga harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan organisasi pertanian untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut," saran Josefa sambil menuliskan beberapa poin dalam proposal proyeknya.