Lihat ke Halaman Asli

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 65-66

Diperbarui: 10 Desember 2024   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumen Pribadi)

Pertemanan yang Kuat

Seiring berjalannya waktu, Josefa dan Teguh semakin dekat dan hubungan mereka berkembang menjadi persahabatan yang kuat. Tidak hanya di dalam kelas dan laboratorium, tetapi juga di luar lingkungan akademis, mereka sering menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita dan pengalaman hidup.

Josefa merasa beruntung memiliki teman seperti Teguh. Selain cerdas dan berwawasan luas, Teguh juga sangat peduli dan selalu siap membantu. Ketika Josefa menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan di Bogor, Teguh selalu ada untuk memberikan dukungan. Mereka sering menghabiskan waktu di kafe kampus, membahas banyak hal mulai dari teknik pertanian hingga isu-isu sosial dan budaya.

Pada suatu sore yang cerah, mereka duduk di taman kampus setelah seharian penuh belajar. Josefa mengungkapkan kekhawatirannya tentang tantangan yang mungkin dihadapi saat menerapkan teknologi modern di Kampung Tabonji.

"Teguh, aku takut kalau nanti masyarakat di kampungku tidak menerima perubahan ini," katanya dengan nada khawatir.

Teguh tersenyum, mencoba menenangkan Josefa. "Kamu tidak sendiri, Josefa. Kita sudah merancang strategi dengan baik, dan yang paling penting, kita melibatkan mereka dalam proses ini. Aku yakin mereka akan melihat manfaatnya."

Dukungan dan keyakinan Teguh memberikan semangat baru bagi Josefa. Dia merasa lebih percaya diri menghadapi tantangan yang akan datang. Persahabatan mereka tidak hanya didasarkan pada kerja sama akademis, tetapi juga saling mendukung dalam menghadapi berbagai rintangan.

Ketika musim ujian tiba, mereka sering belajar bersama hingga larut malam. Teguh selalu memastikan bahwa Josefa memahami setiap konsep dengan baik. Sebaliknya, Josefa sering membagikan makanan khas Papua yang dia bawa dari rumah, memberikan sentuhan kehangatan dan rasa kebersamaan.

Suatu malam, saat mereka sedang menyusun catatan untuk persiapan ujian, Teguh memandang Josefa dengan serius. "Josefa, kamu tahu kan, kamu adalah inspirasi bagi banyak orang? Kamu punya semangat dan tekad yang luar biasa."

Josefa tersipu malu. "Aku hanya ingin membantu kampungku, Teguh. Itu saja."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline